Thursday, January 12, 2017

hubungan tingkat pengetahuan tentang TBC dan frekuensi di puskesmas loa janan



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran ,kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu tingkat ekonomi ,pendidikan ,keadaan lingkungan kesehatan dan budaya sosial , selain itu derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan ,perilaku ,pelayanan kesehatan dan keturunan . Dari ke empat faktor tersebut lingkungan dan perilaku adalah faktor yang paling besar mempengaruhi derajat kesehatan .
Penyakit menular terus bertambah dan banyak di temui dimasyarakat  salah satunya TBC ( tuberclusis ).penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyerang padaparu-paru. Menueut data word health organization ( who ) menunjukkan bahwa  TB membunuh sekitar 2.000 jiwa setiap hari . Indonesia menempati urutan ke III setelah india dan china dalam jumlah TB paru .
Skala penderita penyakit TBC di Kalimantan timur di tahun 2013 mencapai 1.969 dan angka kesembuhannya sebesar 96,12 % . Kasus tertinggi terjadi di Balikpapan sebanyak 773 kasus ,kemudian samarinda sebanyak 674 kasus TB dan terrendah kabupaten Mahakam ulu sebanyak 41 kasus TB . Samarinda menempati urutan ke dua kasus penyakit TB .

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apa hubungan faktor perilaku dan lingkungan dengan penyakit TBC ?
1.3  TUJUAN
1.      Agar mengetahui tentang TBC
2.      Agar pengetahui penyebeb terjadinya TBC
1.4  MANFAAT
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pengaruh lingkungan sekitar terhadapa penyakit TBC ,serta diharapkan dapat mengetahui cara mencegah dan mengobati penyakit TBC

BAB II
 TINJAUAN PUSAKA
1.1              Penyakit tuberkulosis
1.1.1    Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium Tuberkulosis )
1.1.2   Etiologi
Kuman ini berbentuk batang mempenyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan .Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil tahan asam (BTA) . Kuman TBC  cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab . Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormat ,tertidur lama beberapa hari .
1.1.3        Cara penularan
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif .Pada waktu batuk atau bersin , penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk drople (percikan dahak ).droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam . Orang dapat terinfekasi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Setelah kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan ,kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh bannyaknya kuman yang di keluarkan dari parunya .Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak ,makin menular penderita tersebut ,bila hasil pemeriksaan dahak negatif ( tidak terlihat kuman ),maka penderita tersebut dianggap tidak menular . Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut .
1.1.1        Riwayat terjadinya tuberkulosis paru
Penyakit ini diawali oleh infeksi pada seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB paru . Infeksi dimulai saat kuman TB paru berhasil berkembang baik dengan cara pembelahan diri di paru sehingga mengakibatkan peradangan di dalam paru .Saluran limfe di sekitar hilus paru ,ini berlangsung sekitar 4-6 minggu .Setelah infeksi primer terjadi ,perkembangan penyakit tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh .Ada kuman persisten atau dormant ( tidur ) dan akan aktif etika daya tahan tubuh tidak mampu melawan kuman tersebut ,sehingga terjadilah penderita TB paru ,pada waktu yang di perluhkan untuk prosesini diperkirakan sekitar 6 bulan .
1.1.2        Gejala dan tanda
a)      Gejala utama
Batuk terus menerus selama 3 ( tiga ) minggu atau lebih
b)      Gejala tambahan
·            Dahak bercampur dengan darah
·            Batuk berdarah
·            Sesak napas dan nyeri dada
Badan lemah ,napsu makan menurun , berat badan menurun ,rasa kurang enak badan (malaise ), berkeringat walaupun tanpa kegiatan ,demam meriang lebih dari sebulan
1.1.3     Diagnosis penyakit Tuberkulosis Paru
Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dhak secara mikroskopis . Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila dua dari tiga spesimen SPS hasilnya positif.
Bila hanya satu spesimen yang positif perluh dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang . Kalau hasil rontgen tidak  medukung TBC maka penderita didiagnosis sebagai penderita TBC BTA positif , kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC , maka pemeriksaan dahak  SPS diulangi .
1.2  Program penanggulangan Tuberkulosis Paru
Program pemberantasan penyakit menular mempunyai peranan dalam menurunkan angka kesakitan  dan kematian adapun tujuan penanggulangan tuberkulosis adalah :
1.2.1        Jangka panjang
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB dengan cara memutuskan rantai penularan , sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat indonesia

1.1.1        Jangka pendek
Tercapainya angka kesembuhan minimal 85 %  dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan dengan menggunakan strategi DOTS dan tercapainya cakupann penemuan penderita sesuai dengan target CDR yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 70% secara bertahap .
1.2  Faktor –faktor resiko
Faktor resiko adalah suatu determina yang diperluhkan sehingga dapat mengurangi kemungkinan timbulnya masalah kesehatan  atau penyakit . karakteristik tertentu dari golongan penduduk yang mempunyai resiko untuk terjangkitnya penyakit TB lebih besar bila di bandingkan dengan golongan lain . Faktor resiko tersebut adalah :
1.    Umur
Sampai pada usia pubertas antara anak laki-;lakidan perumpuan tidak ada perbedaan TB paru . Namun setelah melewati usia pubertas hingga dewasa terhadap perubahan yang beraagam di berbagai negara.Penyakit TB sebagian besar menyerang usia produktif ,kelompo ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah .
2.    Jenis kelamin
Di eropa dan Amerika utara insiden tertinggi TB paru biasanya mengenai usia dewasa muda . prevalensi TB paru tanpaknya meningkatan usia tetapi angka pada wanita cenderung menurun tajam sudah melampaui usia subur .Wanita sering mendapatkan TB paru sesudah bersalin .
Sementara di afrika dan india tampaknya menunjukkn polu yang sedikit berbeda . prevelensi TB paru tampaknya meningkat sirin dengan peningkatan usia pada jeenis kelamin .
3.    Prilaku
Menurut skiner perilaku merupakan respon atau pun reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsagan dari luar . Berdasarkan batas perilaku dari skiner , maka perilaku kesehatn adalah suatu respon seseorang ( organisme ) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit , sistem pelayanan kesehatan makanan,minuman dan lingkungan .
4.      Status gizi
Terjadinya hubungan timbal balik antara penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang . penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah terken infeksi. Penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi antaralain diare ,tuberkulosis,campak dan batuk rejan .
5.              Kondisi sanitasi rumah
Rumah merupakan salah kebutuhann dasar atau pokok manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainya .
Kondisi rumah yang baik penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat . Rumah dikatakan sehat apabila memenuhi persyaratan empat hal pokok yaitu :
1)      Memenuhi kebutuhan fisiologi seperti pencahayaan ,ruang gerak yang cukup yang terhindar dari kebisingan yang menganggu
2)      Memenuhi kebutuhan Psikologis seperti “Privace” yang cukup dan komunikasi yang baik antar penghuni rumah
3)      Memenuhi persyaratan pencegahan penyakit menular yang meliputi penyediaan air bersih,pembuangan tinja dan air limbah rumah tangga ,bebas dari vektor penyakit dan tikus ,kepadatan hunian yang tidak berlebihan ,sinar matahari ysng cukup ,makanan dan minuman yang terlindung dan pencemaran serta pencahayaan dan penghawaan yang cukup .
4)      Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang berasal dari dalm maupun dari luar rumah .
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anwar Musadad dkk ( 2001 ) yang melakukan penelitian hubungan faktor lingkungan rumah dengan kejadian penularan TB paru di rumah tangga ,dari penelitian tersebut kondisi rumh yang tidak memenuhi syarat seperti rumah yang tidak masuk sinar matahari mempunyai resiko 3,7 kali dibandingkan dengan rumah yang dimasuki sinar matahari .
Dari beberpa penelitian yang dilakukan terdapat beberapa parameter fisik rumah yang kaitannyan dengan kejadian TB paru dan parameter fisik yang peneliti teliti disesuaikan dengan kerangka konsep antara lain :
a.       Kepadatan hunian
Kepadatan hunian ( in house overcrowdinng ) di ketahui akan ,meningkat resiko dan keparahan penyakit berbasis lingkungan .
b.      Ventilasi dan Penghawaan
Ventilasi adalah suatu usaha untuk memelihara kondisi atmosphere yang menyenangkan bagi manusia . Untuk mendapatkan ventilasi atau penghawaan yang baik bagi suatu rumah maka ada beberapa yang harus di penuhi yaitu :  Luas lubang ventilasi 5% dari luas lantai ruangan ,udara yang masuk harus bersih dan tidak tercemar,aliran udaranya tidak membuat penghuninya masuk angin
c.       Jenis lantai
Jenis lantai yang biaik adalah kedap air dan mudah di bersihkan ,jenis lantai rumah indonesia bermacam-macam tergantung kondisi daerah dan tingkat ekonomi masyarakat,mulai dari jenis lantai tanah,papan,plesetan semen sampai kepada pasangan lantai keramik .Dari beberapa jenis lntai diatas ,maka jenis tanah jelas tidak baik dari segi kesehatan ,mengingat lantai tanah ini lembab dan menjadi tempat baik untuk berkembak biaknya kuman TB paru .

d.      Kelembapan udara
Kelembapan udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan ,dimana kelembapan yang optimal berkisar 60% dengan temperatur 22º-30º .Kuman TB paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung . Tetapi dapat bertahan,tetapi dapat bertahan hidup selama beberaapa jam di tampat gelap dan lembab.
e.       Pencahayan
Pencahayaan rumah sangat berkaitan erat dengan tingkatan kelembapan di dalam rumah . Penyahayaan yang kurang akan menyebabkan kelembapan yanng tinggi di dalam rumah dan sangat berpotensi  sebagai tempat berkembang biaknya kuman TBC . pencahayaan langsung dan tidak langsung atau buatan herus menerangi seluruh ruangan yang mempunyai intensitas minimal 60 lux dan tidak menyilaukan .






1.1  Kerangka teori
Dari teori didapat dari hasil kepustakaan yang ada dan hasil-hasil dari beberpa penelitian didapatkan berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian TBC paru yaitu :



 



 



 


Sumber : Jhon Crofton 2006