BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran ,kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat yaitu tingkat ekonomi ,pendidikan ,keadaan lingkungan
kesehatan dan budaya sosial , selain itu derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan ,perilaku ,pelayanan kesehatan
dan keturunan . Dari ke empat faktor tersebut lingkungan dan perilaku adalah
faktor yang paling besar mempengaruhi derajat kesehatan .
Penyakit menular terus bertambah dan banyak di temui
dimasyarakat salah satunya TBC (
tuberclusis ).penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis yang menyerang padaparu-paru. Menueut data word
health organization ( who ) menunjukkan bahwa
TB membunuh sekitar 2.000 jiwa setiap hari . Indonesia menempati urutan
ke III setelah india dan china dalam jumlah TB paru .
Skala penderita penyakit TBC di Kalimantan timur di
tahun 2013 mencapai 1.969 dan angka kesembuhannya sebesar 96,12 % . Kasus
tertinggi terjadi di Balikpapan sebanyak 773 kasus ,kemudian samarinda sebanyak
674 kasus TB dan terrendah kabupaten Mahakam ulu sebanyak 41 kasus TB .
Samarinda menempati urutan ke dua kasus penyakit TB .
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
apa hubungan faktor perilaku dan lingkungan dengan penyakit TBC ?
1.3 TUJUAN
1. Agar mengetahui tentang TBC
2. Agar pengetahui penyebeb terjadinya TBC
1.4 MANFAAT
Diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pengaruh lingkungan sekitar
terhadapa penyakit TBC ,serta diharapkan dapat mengetahui cara mencegah dan
mengobati penyakit TBC
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
1.1
Penyakit tuberkulosis
1.1.1
Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium Tuberkulosis )
1.1.2
Etiologi
Kuman ini berbentuk batang mempenyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan .Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil
tahan asam (BTA) . Kuman TBC cepat mati
dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat hidup beberapa jam ditempat yang
gelap dan lembab . Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormat ,tertidur lama
beberapa hari .
1.1.3
Cara penularan
Sumber penularan adalah
penderita TBC BTA positif .Pada waktu batuk atau bersin , penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk drople (percikan dahak ).droplet yang mengandung
kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam . Orang dapat
terinfekasi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Setelah
kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan ,kuman TBC tersebut
dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang
penderita ditentukan oleh bannyaknya kuman yang di keluarkan dari parunya
.Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak ,makin menular penderita tersebut ,bila
hasil pemeriksaan dahak negatif ( tidak terlihat kuman ),maka penderita
tersebut dianggap tidak menular . Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC
ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut .
1.1.1
Riwayat terjadinya
tuberkulosis paru
Penyakit ini diawali oleh infeksi pada seseorang terpapar
pertama kali dengan kuman TB paru . Infeksi dimulai saat kuman TB paru berhasil
berkembang baik dengan cara pembelahan diri di paru sehingga mengakibatkan
peradangan di dalam paru .Saluran limfe di sekitar hilus paru ,ini berlangsung
sekitar 4-6 minggu .Setelah infeksi primer terjadi ,perkembangan penyakit
tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh
.Ada kuman persisten atau dormant ( tidur ) dan akan aktif etika daya tahan
tubuh tidak mampu melawan kuman tersebut ,sehingga terjadilah penderita TB paru
,pada waktu yang di perluhkan untuk prosesini diperkirakan sekitar 6 bulan .
1.1.2
Gejala dan tanda
a)
Gejala utama
Batuk
terus menerus selama 3 ( tiga ) minggu atau lebih
b)
Gejala tambahan
·
Dahak bercampur
dengan darah
·
Batuk berdarah
·
Sesak napas dan
nyeri dada
Badan
lemah ,napsu makan menurun , berat badan menurun ,rasa kurang enak badan
(malaise ), berkeringat walaupun tanpa kegiatan ,demam meriang lebih dari
sebulan
1.1.3
Diagnosis penyakit Tuberkulosis Paru
Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa dapat ditegakkan
dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dhak secara mikroskopis . Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila dua dari tiga spesimen SPS hasilnya
positif.
Bila hanya satu spesimen yang positif perluh dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS
diulang . Kalau hasil rontgen tidak medukung
TBC maka penderita didiagnosis sebagai penderita TBC BTA positif , kalau hasil
rontgen tidak mendukung TBC , maka pemeriksaan dahak SPS diulangi .
1.2 Program
penanggulangan Tuberkulosis Paru
Program pemberantasan penyakit menular mempunyai peranan dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian adapun
tujuan penanggulangan tuberkulosis adalah :
1.2.1
Jangka panjang
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB
dengan cara memutuskan rantai penularan , sehingga penyakit TB tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat indonesia
1.1.1
Jangka pendek
Tercapainya angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang
ditemukan dengan menggunakan strategi DOTS dan tercapainya cakupann penemuan
penderita sesuai dengan target CDR yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu
sebesar 70% secara bertahap .
1.2
Faktor –faktor resiko
Faktor resiko adalah suatu determina yang diperluhkan sehingga dapat
mengurangi kemungkinan timbulnya masalah kesehatan atau penyakit . karakteristik tertentu dari
golongan penduduk yang mempunyai resiko untuk terjangkitnya penyakit TB lebih
besar bila di bandingkan dengan golongan lain . Faktor resiko tersebut adalah :
1.
Umur
Sampai pada usia pubertas antara anak laki-;lakidan
perumpuan tidak ada perbedaan TB paru . Namun setelah melewati usia pubertas
hingga dewasa terhadap perubahan yang beraagam di berbagai negara.Penyakit TB
sebagian besar menyerang usia produktif ,kelompo ekonomi dan tingkat pendidikan
yang rendah .
2.
Jenis kelamin
Di eropa dan Amerika utara insiden tertinggi TB paru
biasanya mengenai usia dewasa muda . prevalensi TB paru tanpaknya meningkatan
usia tetapi angka pada wanita cenderung menurun tajam sudah melampaui usia
subur .Wanita sering mendapatkan TB paru sesudah bersalin .
Sementara di afrika dan india tampaknya menunjukkn polu
yang sedikit berbeda . prevelensi TB paru tampaknya meningkat sirin dengan peningkatan
usia pada jeenis kelamin .
3. Prilaku
Menurut skiner perilaku merupakan respon atau pun reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsagan dari luar . Berdasarkan batas
perilaku dari skiner , maka perilaku kesehatn adalah suatu respon seseorang (
organisme ) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit , sistem pelayanan kesehatan makanan,minuman dan lingkungan .
4.
Status gizi
Terjadinya hubungan timbal balik antara penyakit infeksi
dengan keadaan gizi kurang . penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi
dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah terken infeksi. Penyakit yang
umum terkait dengan masalah gizi antaralain diare ,tuberkulosis,campak dan
batuk rejan .
5.
Kondisi sanitasi
rumah
Rumah merupakan salah
kebutuhann dasar atau pokok manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
tempat hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk
hidup lainya .
Kondisi rumah yang baik penting
untuk mewujudkan masyarakat yang sehat . Rumah dikatakan sehat apabila memenuhi
persyaratan empat hal pokok yaitu :
1)
Memenuhi kebutuhan
fisiologi seperti pencahayaan ,ruang gerak yang cukup yang terhindar dari
kebisingan yang menganggu
2)
Memenuhi kebutuhan
Psikologis seperti “Privace” yang cukup dan komunikasi yang baik antar penghuni
rumah
3)
Memenuhi persyaratan
pencegahan penyakit menular yang meliputi penyediaan air bersih,pembuangan
tinja dan air limbah rumah tangga ,bebas dari vektor penyakit dan tikus
,kepadatan hunian yang tidak berlebihan ,sinar matahari ysng cukup ,makanan dan
minuman yang terlindung dan pencemaran serta pencahayaan dan penghawaan yang
cukup .
4)
Memenuhi
persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang berasal dari dalm maupun
dari luar rumah .
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anwar Musadad dkk (
2001 ) yang melakukan penelitian hubungan faktor lingkungan rumah dengan
kejadian penularan TB paru di rumah tangga ,dari penelitian tersebut kondisi
rumh yang tidak memenuhi syarat seperti rumah yang tidak masuk sinar matahari
mempunyai resiko 3,7 kali dibandingkan dengan rumah yang dimasuki sinar
matahari .
Dari beberpa penelitian yang dilakukan terdapat beberapa parameter
fisik rumah yang kaitannyan dengan kejadian TB paru dan parameter fisik yang
peneliti teliti disesuaikan dengan kerangka konsep antara lain :
a.
Kepadatan hunian
Kepadatan
hunian ( in house overcrowdinng ) di ketahui akan ,meningkat resiko dan keparahan
penyakit berbasis lingkungan .
b.
Ventilasi dan
Penghawaan
Ventilasi
adalah suatu usaha untuk memelihara kondisi atmosphere yang menyenangkan bagi
manusia . Untuk mendapatkan ventilasi atau penghawaan yang baik bagi suatu
rumah maka ada beberapa yang harus di penuhi yaitu : Luas lubang ventilasi 5% dari luas lantai
ruangan ,udara yang masuk harus bersih dan tidak tercemar,aliran udaranya tidak
membuat penghuninya masuk angin
c.
Jenis lantai
Jenis
lantai yang biaik adalah kedap air dan mudah di bersihkan ,jenis lantai rumah
indonesia bermacam-macam tergantung kondisi daerah dan tingkat ekonomi
masyarakat,mulai dari jenis lantai tanah,papan,plesetan semen sampai kepada
pasangan lantai keramik .Dari beberapa jenis lntai diatas ,maka jenis tanah
jelas tidak baik dari segi kesehatan ,mengingat lantai tanah ini lembab dan
menjadi tempat baik untuk berkembak biaknya kuman TB paru .
d.
Kelembapan udara
Kelembapan
udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan ,dimana kelembapan yang optimal
berkisar 60% dengan temperatur 22º-30º .Kuman TB paru akan cepat mati bila
terkena sinar matahari langsung . Tetapi dapat bertahan,tetapi dapat bertahan
hidup selama beberaapa jam di tampat gelap dan lembab.
e.
Pencahayan
Pencahayaan
rumah sangat berkaitan erat dengan tingkatan kelembapan di dalam rumah .
Penyahayaan yang kurang akan menyebabkan kelembapan yanng tinggi di dalam rumah
dan sangat berpotensi sebagai tempat
berkembang biaknya kuman TBC . pencahayaan langsung dan tidak langsung atau
buatan herus menerangi seluruh ruangan yang mempunyai intensitas minimal 60 lux
dan tidak menyilaukan .
1.1
Kerangka teori
Dari teori didapat dari hasil kepustakaan yang ada dan hasil-hasil dari
beberpa penelitian didapatkan berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian TBC
paru yaitu :
Sumber
: Jhon Crofton 2006
No comments:
Post a Comment