Thursday, April 6, 2017

LAPORAN PRATIKUM UJI KANDUNGAN GIZI PADA MAKANAN DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT SAMARINDA



 LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KANDUNGAN GIZI PADA MAKANAN
DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT









2C
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
2017
DISUSUN OLEH:

Kelompok 1 (Tempe)
1.      Andi Fadhil Rajab (1613201132)
2.      Kristina Lun Ngo (1613201018)
3.      L. Veronika Lirung (1613201036)
4.      Muhammad Yusuf (1613201092)
5.      Rostiani (1613201117)
6.      Tarsisius Gao Sakti (1613201002)
Kelompok 2 (Roti tawar)
1.      Anggi Samini Putri (1613201020)
2.      Faradina (1613201037)
3.      Indah Purnamasari (1613201094)
4.      Leyli Devi Yanti (1613201072)
5.      Tati (1613201032)
Kelompok 3 (Nasi putih)
1.      Annisa Septiyana (1613201095)
2.      Erfina Rahmayanti (1613201121)
3.      Petrisia Agustina (1613201064)
4.      Maria Efiona Da Silva (1613201035)
5.      Maria Magdalena (1613201119)
Kelompok 4 (Minyak goreng)
1.      Antonius Irang (1613201014)
2.      Ari Tofandi (1613201126)
3.      Putri Dewi Kartikasari (1613201021)
4.      Safira Dewita Akhsa (1613201143)
5.      Siskafirdayani (1613201024)
6.      Siti Aisyah (161320157)
Kelompok 5 (Tahu)
1.      Eufronius R.B Abin (1613201060)
2.      Mohammad Arsad (1613201125)
3.      Petronela Tirah (1613201073)
4.      Margareta Inuq (1613201034)
5.      Yuliana Li (1613201070)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
       Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga “Laporan Praktikum Uji Kandungan Gizi pada Makanan” ini dapat diselesaikan dengan baik.
       Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Laporan ini disusun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
       Maksud dari penulisan laporan ini adalah mengetahui lebih dalam tentang “Uji Kandungan Gizi pada Makanan yang mencakup teknis uji karbohidrat, uji glukosa, uji lemak dan uji protein pada makanan” untuk dicermati sebagai hasil pengetahuan diri dan terutama kepada pembaca laporan ini.
            Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami juga tahu dan sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu masukan yang positif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.  Semoga laporan praktikum ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi kita semua.                                                                                         Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
  Samarinda, 04 April 2017


             Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................8
A. Tempat dan Jam Pelaksanaan Praktikum................................................8
B. Alat dan Bahan........................................................................................8
C. Prosedur Kerja.........................................................................................9
D. Hasil dan Pembahasan...........................................................................12

BAB IV PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup akan diuraikan atau dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana baik secara mekanik maupun secara kimiawi agar dapat diserap tubuh. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda.  Proteinkarbohidratlemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.
Kekurangan salah satu atau lebih dari zat makanan di atas dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan gangguan pada tubuh. Sebaliknya, kelebihan zat makanan juga tidak baik bagi kesehatan. Keadaan tubuh dimana komposisi zat makanan tidak seimbang disebut malnutrisi. Malnutrisi dapat disebabkan oleh kekurangan maupun kelebihan satu atau lebih nutrien (zat makanan) esensial.
Kebutuhan zat makanan masing-masing orang berbeda , akan tetapi disarankan bahwa kita sebaiknya mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung protein sekitar  10-15%, lemak sebesar 20% dan karbohidrat sebesar 65-70% . Untuk itu, Praktikum ini perlu kita lakukan guna  mengetahui kandungan dari berbagai bahan makanan yang sering kita konsumsi , agar kita dapat mengatur komposisi zat makanan kita agar kita tidak mengalami malnutrisi  dan dapat mengatur keseimbangan jumlah bahan makanan didalam tubuh kita agar sesuai dengan angka kecukupan gizi.

B.            Tujuan
       Adapun tujuan dalam praktikum ini, yaitu:
1.        Mampu mengetahui kandungan zat gizi didalam makanan.
2.        Mampu menganalisis keberadaan kandungan karbohidrat, protein, lemak, glukosa pada jenis makanan tertentu.
3.        Mampu membuat pelaporan kandungan zat gizi pada makanan.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.
Berikut zat-zat yang terkandung dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh :
a.       Karbohidrat
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.
Kaborhidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin.

Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga kesimbangan asam basa didalam tubuh, berperan penting dalam peroses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
b.      Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.  Hewan dan manusia juga menjadiakan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.  Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak beraksi.  Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
c.       Gula (Glukosa)
Glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan.  Sebagian glukosa ini kemudian menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak.
Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi.  Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
d.      Protein
         Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kandungan kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
         Kebayangkan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fingsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sisitem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
e.       Lemak
         Lemak sama dengan minyak. Orang menyebu lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujud yang padat maupun cair. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
                        Dalam pengujuian makanan diperlukan reagen sebagai berikut :
a.         Biuret
Biuret adalah senyawa kimia dangan rumus kimia H 2 NC (O) nhc (O) NH2.Ini adalah hasil dari kondensasi dua molekul urea dan merupakan kotoran yang bermasalah di berbasis pupuk urea. Putih solid ini larut dalam air panas. Istilah biuret juga menggambarkan keluarga senyawa organik dengan  gugus fungsional (HN-CO-) 2 N-. Jadi biuret dimetril adalah CH3HN-CO-NR’CO-NHCH 3.
Uji biuret sebuah uji kimia untuk protein dan polipeptida. Hal ini didasarkan pada pereaksi biuret, larutan biru yang mengubah violet pada kontak dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan peptida. Uji dan reagen tidak benar-benar mengandung biuret, mereka dinamakan demikian karena baik biuret dan protein memiliki respon yang sama untuk menguji.
b.        Benedict
Reagen Benedict adalah bahan kimia pereaksi bernama setelah seorang kimiawan Amerika, Stanley Rosssiter Benediktus. Benedict’s reagen digunakan sebagai ujian bagi kehadiran mengurangi gula . hal ini termasuk semua monosakarida dan disakarida, laktosa dan maltosa. Bahkan lebih umum, kita coba benediktus akan mendeteksi kehadiran aldehid (kecuali yang aromatik), dan alpha-hydroxy-keton, termasuk yang terjadi di ketoses tertentu.
Cara kerja Benedict yaitu ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa,dimana glukosa memiliki electron untuk diberikan,tembaga(salah satu kandungan di reagen benedict) akan menerima electron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini CU2+ tereduksi menjadi CU+. Ketika Cu mengalami reduksi,glukosa memberikan salah satu elektronnya  dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict,maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi.
c.         Lugol
Lugol yodium,juga dikenal sebagai solusi Lugol, pertama kali dibuat tahun 1829, merupakan solusi dari unsur iodium kalium dalam air, yaitu setelah dokter Prancis JGALugol. Larutan yodium Lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, untuk desinfeksi darurat air minum,dan sebagai reagen untuk deteksi pati di Laboratorium  rutin dan tes medis. Telah digunakan lebih jarang untuk mengisi kekurangan yodium Namun, Iodida kalium murni, mengandung ion iodida relatif jinak tanpa unsur iodium lebih toksik, lebih disukai untuk tujuan ini.
Solusi Lugol terdiri dari 5 g yodium (I2) dan 10 g kalium iodide (KI) dicampur dengan air suling yang cukup untuk membuat larutan coklat dengan total volume 100 Ml dan kadar yodium total 150 mg / mL. Kalium iodide menerjemahkan yodium SD larut dalam air melalui pembentukan tri iodida (I-3) ion. Hal ini tidak boleh disamakan dengan tingtur solusi yodium,yang terdiri dari unsur iodium, dan garam iodide dilarutkan dalam air dan alkohol. Solusi Lugol mengandung alkohol.
Nama lain untuk solusi Lugol adalah l2KI (iodine-pottasium iodide) ; Markodine, solusi Strong (sistematik), dan berair yodium Solusi BCP.
Lugol diperoleh dari ahli kimia dan apoteker yang berlisensi untuk mempersiapkan dan mengeluarkan solusi. Indikator ini, juga disebut noda,digunakan diberbagai bidang. Solusi ini digunakan sebagai tes indikator keberadaan pati dalam senyawa organik,dengan yang bereaksi dengan memutar sebuah dark-blue/black.








BAB III
PEMBAHASAN
A.           Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal  :      Sabtu, 01 April 2017
Waktu            :      08.20 – Selesai WITA
Tempat           :      Laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat
B.            Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Gelas ukur 100 ml
b.      Kertas HVS
c.       Lumpang porselin
d.      Papan porselin
e.       Pembakar spritus
f.       Penjepit tabung reaksi
g.      Pipet tetes
h.      Rak tabung reaksi
i.        Spatula/pengaduk
j.        Tabung reaksi
k.      Tissue








2.      Bahan
a.       Aquades
b.      Minyak goreng
c.       Nasi putih
d.      Reagen Benedict
e.       Reagen Biuret
f.       Lugol
g.      Roti tawar
h.      Tahu
i.        Tempe

C.           Prosedur Kerja
1.        Uji Amilum pada Makanan
a.          Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b.         Melakukan uji makanan
c.          Percobaan 1 : Uji Amilum
                        Cara kerja uji amilum
1)        Lakukan uji karbohidrat menggunakan larutan lugol
2)        Haluskan sampel menggunakan lumpang porselin dan penumbuk
3)        Siapkan satu tabung reaksi dan bila sampel berbentuk padat maka masukan sampel sebanyak 3 g ke dalam tabung reaksi dan berikan aquadest sebanyak 1 ml sehingga sampel menjadi larutan. Namun, bila sampel berbentuk cairan maka sampel lansung diambil menggunakan pipet sebanyak 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi
4)        Tambahkan dua tetes larutan lugol kedalam setiap tabung reaksi
5)        Mengocok tabung reaksi tersebut hingga ada perubahan warna
6)        Amati perubahan warna terjadi, jika berwarna ungu, biru tua, hijau gelap, dan hitam maka bahan makanan tersebut mengandung amilum.
7)        Memasukan data ke dalam tabel pengamatan.
2.    Uji Glukosa pada Makanan
a.          Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b.         Melakukan uji makanan.
c.          Percobaan 2 : Uji Glukosa
                        Cara kerja uji glukosa
1)        Menghaluskan bahan yang di uji menggunakan lumpang porselin dan penumbuk
2)        Bila sampel berbentuk padat, masukan 3 g sampel ke dalam tabung reaksi dan berikan aquadest sebanyak 1 ml dan bila sampel berbentuk cair maka masukan sampel sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi
3)        Tetesi tabung reaksi tersebut dengan reagen benedict sebanyak 10-15 tetes.
4)        Panaskan tabung reaksi di atas pembakar sepritus.
5)        Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan benedict sebelum  dipanaskan berwarna hijau toska atau biru setelah dipanaskan berubah warna menjadi merah bata, atau coklat, maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
6)        Memasukkan data ke dalam tabel pengamatan.

3.        Uji Lemak pada Makanan
a.          Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
b.         Melakukan uji makanan.
c.          Percobaan 3 : Uji Lemak

Cara kerja uji lemak
1)        Menghaluskan bahan yang diuji dengan menggunakan lumping proselin dan penumbuk.
2)        Ambil satu lembar kertas HVS.
3)        Ambil air dengan pipet dan teteskan di kertas HVS yang diberi nama air.
4)        Ambil sampel dan oleskan atau teteskan sampel di kertas HVS yang diberi nama sampel.
5)        Biarkan dua kertas dan periksalah keduanya setelah 10 menit. Amati keadaan permukaan kertas tersebut manakah yang meninggalkan bekas? Gunkan hasil ini sebagai pembanding untuk bahan yang akan diuji.
6)        Apabila ada noda transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
7)        Memasukkan data ke dalam tabel pengamatan.

4.        Uji Protein pada Makanan
a.          Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
b.         Melakukan uji makanan.
c.          Percobaan 4 : Uji Protein
Cara  uji protein
1)        Lakukan uji protein dengan menggunakan larutan biuret.
2)        Haluskan setiap bahan makanan menggunakan lumping porselin dan alat penumbuk.
3)        Bila sampel berbentuk padat, masukkan 3 g samapel ke dalam tabung reaksi dan berikan aquadest sebanyak 1 ml dan bila sampel berbentuk cair maka masukkan sampel sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi.
4)        Masukkan 1 ml larutan dari bahan makanan tersebut ke dalam tabung reaksi.
5)        Tambahkan setetes demi setetes larutan biuret ke dalam setiap tabung.
6)        Mengocok tabung reaksi tersebut hingga ada perubahan warna menjadi ungu, hijau toska atau biru muda maka bahan makanan tersebut mengandung protein.
7)        Memasukkan data ke dalam tabel pengamatan.

D.           Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
No
Bahan makanan yang
 di uji
Perubahan Warna
Noda
Kandungan Makanan
Lugol
Benedict
Biuret
Amilum
Glukosa
Lemak
Protein
1.
Tempe
Hijau kekuningan
Hijau muda
Ungu
Ada noda
-
-
+
+
2.
Roti tawar
Ungu
Kuning
Ungu
Tidak ber
noda
+
-
-
+
3.
Nasi putih
Biru
hitam
Biru
muda
Putih
Tidak ber
noda
+
-
-
-
4.
Minyak goreng
Merah bata
Putih kekuningan
Hijau
Ada noda
-
-
+
-
5.
Tahu
Kuning
Hitam keunguan
Ungu
Ada noda
-
-
+
+

Keterangan : +    =    mengandung bahan tersebut
-           =    tidak mengandung bahan tersebut


2.      Pembahasan
Kelompok I
Dari apa yang kami bahas di atas adalah apa saja komposisi atau yang terkandung dalam tempe. Tempe yang sudah di haluskan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan lugol mengalami perubahan warna yang tidak sesuai yaitu hijau kekuningan dan ini menandakan bahwa tempe tidak mengandung amilum.
Tempe yang sudah di haluskan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan benedict mengalami perubahan warna yang tidak sesuai yaitu hijau muda dan ini menandakan bahwa tempe tidak menGandung glukosa.
Tempe yang sudah di haluskan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan biuret mengalami perubahan warna yang sesuai  yaitu ungu dan ini menandakan bahwa tempe mengandung protein.
Tempe yang sudah dihaluskan diletakkan diatas kertas HVS dan di beri aquades dengan ini tempe memberikan noda yang menandakan bahwa tempe mengandung lemak
Kelompok II
Percobaan ini mengenai uji kandungan gizi pada makanan yang bertujuan mampu mengetahui kandungan zat gizi didalam makanan, mampu menganalisis keberadaan kandungan amilum, protein, lemak, glukosa pada jenis makanan tertentu dan mampu membuat pelaporan kandungan zat gizi pada makanan. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah karbohidrat (amilum), glukosa, lemak dan protein. Yang di uji dengan melalui uji lugol, benedict dan biuret.

Percobaan pertama adalah uji lugol, lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum). Larutan Lugol tersedia dalam potensi berbeda 1%, 2%, atau 5% iodium. Larutan 5% terdiri dari 5% (m/v) iodium (I2) dan 10% (m/v) kalium iodida (KI) dicampur dalam air suling dan memiliki kandungan iodium total 126,5 mg/mL. Kalium iodida menyumbang unsur iodium yang larut dalam air melalui pembentukan io triiodida I−3). Ini jangan dibingungkan dengan larutan tinktur iodium, yang terdiri dari unsur iodium, dan garam iodida dilarutkan dalam air dan alkohol. Larutan Lugol tidak mengandung alkohol.
Dimana jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berwarna ungu, biru tua, hijau gelap, dan hitam maka bahan makanan tersebut mengandung amilum. Semakin gelap warna yang di hasilkan maka semakin banyak kandungan amilum yang terdapat pada bahan makanan tersebut. Pada praktikum kali ini, amilum terdapat pada roti tawar dengan warna yang dihasilkan ungu kehitaman.
Percobaan kedua adalah uji benedict, dimana uji benedict merupakan uji karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas (gula pereduksi) karrena senyawa Cu2+ dalam reagen benedict akan direduksi oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana basa membentuk Cu2O berwarna reaksi positif  bila terbentuk larutan hijau, merah, orange atau merah bata disertai endapan. Pereaksi yang digunakan pada percobaan ini adalah pereaksi benedict yang berisi Natrium Sitrat, larutan CuSO4, Natrium Karbonat dalam aquades. Pada pereaksi ini gula dioksidasi  pada gugus karbonil dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi, dimana senyawa-senyawa pereduksi adalah pemberi elektron dari senyawa pengoksidasi adalah penerima elektron. Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas mereduksi indikator-indikator seperti kompleks lain kupri (Cu2+) menjadi kupro (Cu+). Bahan pereduksi pada reaksi-reaksi ini adalah bentuk rantai terbuka aldosa dan ketosa. Pereaksi benedict ditambahkan pada sampel dan dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk memecah molekul disakarida menjadi monosakarida. Dari berdasarkan pengamatan yang dilakukan yang positif bereaksi dengan pereaksi benedict adalah glukosa. Pada saat percobaan yang telah dilakukan, roti tawar menghasilkan warna biru saat sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan berubah warna menjadi kuning. Sehingga roti tawar tersebut tidak mengandung glukosa.
Percobaan ketiga adalah dengan menggunakan kertas buram atau kertas HVS yang sebagai bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram atau kertas HVS mudah menyerap air atau minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah di haluskan di oleskan pada kertas buram atau kertas HVS sehingga jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang diuji mengandung lemak. Pada praktikum kali ini, lemak tidak ditemukan pada roti tawar, melainkan hanya mengandung air.
Percobaan keempat adalah uji biuret, reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu atau warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagai berikut yaitu kompleks koordinasi antara Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis, akan membentuk warna ungu atau warna lembayung. Pada praktikum kali ini, protein dapat ditemukan pada roti tawar dengan dihasilkan warna ungu.





  Kelompok III
Pada kegiatan pratikum ini kami menggunakan zat yang di gunakan untuk mengetahui kandungan makanan antara lain lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan ( Nasi ) mengandung karbohidrat (amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi Lugol biru hitam bearti makanan tersebut banyak mengandung karbohidratnya ( Amilum).
Benedick adalah zat yang di gunakan untuk menguji kandungan makanan glukosa pada bahan makana jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna hijau sampai orange.Hal itu terjadi ketika zat benedick di camourkan terjadi perubahan warna biru sampai hijau dan setelah dipanaskan warna berubah menjadi hijau sampai orange ,dan jika tidak terjadi perubahan warna ( putih ) maka makanan tersebut tidak mengandung glukosa.
Biuret adalah zat yang di gunakan untuk menguji kandungan protein .Bila bahan makanan ( nasi putih ) itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret aka menhasilkan warna ungu , jika terjadi perubahan warna selain warna ungu maka makanan ( nasi putih ) tidak mengandung protein .
Kertas HVS adalah bahan penguji pada kandungan lemak . karena kertas HVS mudah menyerap air atau minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini makanan ( nasi puti ) yang sudah ditumbuk di oleskan pada kertas HVS dan tunggu sampai kertas itu mengering . jika ada noda transparan  maka bahan makanan tersebut mengandung lemak dan jika sebaliknya tidak transparan maka makanan tersebut tidak mengandung lemak.

Sesuai hasil pernyataan diatas di peroleh hasil pengujian sebagai berikut : UJI NASI. Uji karbohidrat ( amilum ) , nasi mengandung amilum karena setelah ditetesi lugol berubah warna menjadi biru kehitaman.
Uji glukosa ,nasi tidak mengandung glukosa karena ketika ditetesi benedict berubah warna menjadi biru kemudian di panaskan berubah menjadibiru muda.
Uji protein ,nasi tidak mengandung preotein karena setelah ditetesi dengan biuret berubah menjadi putih.
Uji lemak , nasi putih yang sudah di haluskan dan dicampur dengan aquades lalu dioleskan pada kertas HVS dan di keringkan tidak meninggalkan noda transparan . Maka nasi tidak mengandung lemak .
  Kelompok IV
Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan (Minyak Goreng) mengandung karbohidrat (amilum) atau tidak.  Bila makanan yang kita tetesi Lugol biru hitam berarti makanan tersebut banyak mengandung karbohidratnya (Amilum).
Benedick adalah zat yang digunakan untuk menguji kandungan makanan glukosa pada bahan makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna hijau sampai orange. Hal itu terjadi ketika zat benedick dicampurkan terjadi perubahan warna biru sampai hijau dan setelah dipanaskan warna berubah menjadi hijau sampai orange, dan jika tidak terja diperubahan warna (putih) maka makanan tersebut tidak mengandung glukosa.

Biuret adalah zat yang di gunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan (Minyak Goreng) itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu, jika terjadi perubahan warna selain warna ungu maka makanan (Minyak Goreng) tidak mengandung protein.
Kertas HVS adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas HVS mudah menyerap air atau minyak jadi sangat cocok untuk penguji makanan (Minyak Goreng) yang sudah ditumbuk di oleskan pada kertas HVS dan tunggu sampai kertas itu mongering.  Jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak dan jika sebaliknya tidak transparan maka makanan tersebut tidak mengandung lemak.
Sesuai hasil pernyataan diatas di peroleh hasil pengujian sebagai berikut: UJI Minyak Goreng Ketika minyak goreng  yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan lugol, ternyata tidak terjadi perubahan warna dalam tabung reaksi, menjadi berwarna biru tua dan ini menandakan minyak goreng tidak mengandung amilum.
Ketika minyak goreng yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan benedict terjadi perubahan warna hijau tosca dan dipanaskan selama 5 menit ternyata terjadi perubahan warna dalam tabung dan tidak terdapat endapan di bawah tabung reaksi dan ini menandakan bahwa minyak goreng tidak mengandung glukosa.
Ketika minyak goreng yang telah di masukkan kedalam tabung reaksi dan di campur dengan larutan biuret, ternyata tidak terjadi perubahan warna dalam tabung reaksi sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak goreng tidak mengandung protein.
Setelah minyak goreng yang telahdi tetes di sebuah kertas polos putih (HVS)  ternyata terdapat noda transparan yang menandakan bahwa minyak goreng mengandung lemak. Air tidak meninggalkan bekas, dan minyak goreng meninggalkan noda yang lebih terang.
  Kelompok V
Ketika tahu yang telah dihaluskan dimasukan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan lugol,ternyata tidak terjadi perubahan warna dalam tabung reaksi, menjadi warna biru dan ini menandakan bahwa tahu tidak mengandung amilum.
Ketika tahu yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan larutan benedict dan dipanaskan selama beberapa menit ternyata tidak terjadi perubahan warna dalam tabung  menjadi merah bata dan tidak terdapat endapan di bawah tabung reaksi dan ini menandakan bahwa tahu tidak mengandung glukosa.
 Ketika tahu yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna ungu pink dalam tabung reaksi sehingga dapat disimpulkan bahwa tahu mengandung protein.
Setelah tahu yang telah halus di oleskan di sebuah kertas polos putih ternyata terdapat noda transparan yang menandakan bahwa tahu mengandung lemak.






BAB IV
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Kelompok I
Kesimpulan dari hasil penelitian kami pada hari sabtu, tanggal 1 april 2017 adalah bahwa halnya didalam tempe mengandung zat makanan yang di butuhkan tubuh yaitu lemak dan protein yang dapat berguna sebagai sumber tenaga serta dibutuhkan dalam pembentukan otot, tulang, kulit, dan darah.

Kelompok 2
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Bahan makanan (roti tawar) yang ditetesi dengan reagen lugol berubah warna menjadi ungu hingga kehitam-hitaman sehingga bahan makanan (roti tawar) tersebut mengandung amilum.
2.      Bahan makanan (roti tawar) yang ditetesi dengan reagen benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan setelah di panaskan berubah menjadi warna kuning, maka bahan makanan (roti tawar) tersebut tidak mengandung glukosa.
3.      Bahan makanan (roti tawar) yang di uji dengan menggunakan kertas HVS, tidak mengandung lemak.
4.      Bahan makanan (roti tawar) yang ditetesi dengan reagen biuret berubah warna menjadi ungu sehingga bahan makanan (roti tawar) tersebut mengandung protein.





Kelompok III
Dari percobaan yang di lakukan uji kandungan makanan ( nasi putih ) dapat kami ketahui bahwa untuk menentukan ada atau tidaknya kandungan zat amilum , glukosa , protein dan lemak pada makanan ( nasi putih ) dapat kami ketahui dengan uji bahan makanan ( nasi putih ) dengan uji lugol, benedict ,biuret san uji lemak mengunakan kertas HVS . Dari pratikum yang kami buat dapat  ditarik kesimpulan  bahwa :

1.               Bahan makanan (nasi putih ) mengandung amilum atau karbohidrat
2.               Bahan makanan ( nasi putih ) tidak mengandung glukosa
3.               Bahan makanan ( nasi putih ) tidak mengandung protein
4.               Bahan makanan ( nasi putih ) tidak mengandung lemak
Kelompok IV
1.             Jika minyak goreng yang mengandung Amilum di tetesin dengan larutan Lugol akan berubah warna menjadi ungu, biru tua, hijau gelap.
2.             Jika minyak goreng yang mengandung Protein di tetesin dengan larutan Biuret akan berubah warna menjadi ungu, biru muda.
3.             Jika minyak goreng di tetesi dengan larutan Benedict sebelum dipanaskan berwarna hijau toska atau biru dan setelah di panaskan berubah menjadi warna merah bata maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
4.             Ambil sampel dan teteskan sampel di kertas HVS yang di beri nama sampel, sehingga meninggalkan noda transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.


Kelompok V
Berdasarkan dari hasil praktek ini. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.             tahu tidak mengandung amilum
2.             tahu tidak mengandung glukosa
3.             tahu mengandung protein
4.             tahu mengandung lemak

B.     Saran
Kelompok I
Seperti kita ketahui tempe merupakan penghasil protein dan lemak, dan protein ini berasal dari biji – bijian yaitu kedelai seperti yang sudah dijelaskan bahwa halnya tempe mengandung protein tetapi didalam pembentukan protein tubuh kita menggunakan 22 asam amino yang akan disusun menjadi protein baru dalam tubuh kita sehingga menghasilkan 50.000 jenis protein . jadi saran kami adalah kita mesti memakan makanan yang beragam karna makanan memiliki kandungan asam amino yang bebeda dan tubuh kita membutuhkan 8 jenis amino yang harus kita peroleh dari makanan sehingga tubuh kita tidak mudah kelelahan dan agar sistem hormon teratur .

Kelompok II
1.      Berhati-hati saat melakukan percobaan pada saat praktikum.
2.      Amati percobaan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan dan lakukanlah percobaan dengan teliti.
3.      Usahakan bahan yang akan diuji tidak  tercampur satu dengan yang lainnya, agar hasilnya akurat.
4.      Perbanyaklah referensi.


Kelompok III
Perluh dilakukan percobaan lanjutan , tentang zat  kandungan makanan lain yang mengandung  zat amilum ,glukosa,protein dan lemak  . sebaiknya lebih teliti dalam memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan yang telah dipanaskan .

Kelompok IV
1.         Berhati-hati saat melakukan penelitian.
2.         Amati percobaan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan
3.         Perbanyak referensi sebagai factor pembanding

Kelompok V
1.    Berhati-hati saat melakukan penelitian
2.    Amati percobaan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan
3.    Perbanyak referensi sebagai faktor pembanding











DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk. 2010. BIOLOGY for Senior High School Grade XI Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi 2a Kurikulum 2004 Kelas 2 SMA. Jakarta: Bumi Aksara.
Sri Lestari, Endang. 2009. BIOLOGI 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Susantri. 2013. Uji Amilum, Glukosa, Protein dan Lemak. (online). (http://susantri10.blogspot.com/2013/01/uji-amilum-glukosa-protein-dan-lemak.html) diakses tanggal 16 Maret 2017.











LAMPIRAN
Kelompok I (Tempe)
No
Foto
Keterangan
1

Menghaluskan bahan makanan (tempe)
2

Reagen Biuret, Lugol dan Benedict
3
Uji protein menggunakan reagen biuret
4
Uji glukosa menggunakan reagen benedict
5

Hasil uji amilum menggunakan reagen lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji protein menggunakan reagen biuret











Kelompok II (Roti tawar)
No
Foto
Keterangan
1

Persiapan alat praktikum
2
Reagen Biuret, Lugol dan Benedict
3
Menghaluskan bahan makanan (roti tawar)
4

Memasukkan bahan makanan (roti tawar) kedalam tabung reaksi
5



Uji amilum menggunakan reagen lugol
6

Uji glukosa menggunakan reagen benedict
7


Uji protein menggunakan reagen biuret
8

Uji lemak menggunakan kertas HVS
9

Hasil uji amilum menggunakan reagen lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji protein menggunakan reagen biuret
10

Hasil uji lemak menggunakan kertas HVS
11

Kelompok 2

Kelompok III (Nasi putih)
No
Foto
Keterangan
1


Persiapan alat praktikum
2
Reagen Lugol, Benedict dan Biuret
3
Menghaluskan bahan makanan (nasi putih)
4

Memasukkan bahan makanan (nasi putih) kedalam tabung reaksi
5


Uji amilum menggunakan reagen lugol
6

Uji glukosa menggunakan reagen benedict
7

Uji protein menggunakan reagen biuret
8

Uji lemak menggunakan kertas HVS
9

Hasil uji amilum menggunakan reagen lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji protein menggunakan reagen biuret
10

Hasil uji lemak menggunakan kertas HVS

Kelompok IV (Minyak goreng)

No
Foto
Keterangan
1

Uji amilum menggunakan reagen lugol
2
Uji glukosa menggunakan reagen benedict
3
Uji protein menggunakan reagen biuret
4
Hasil uji lemak menggunakan kertas HVS






Kelompok V (Tahu)
No
Foto
Keterangan
1

Menghaluskan bahan makanan (tahu)
2
Uji amilum menggunakan reagen lugol
3
Uji glukosa menggunakan reagen benedict
4

Uji protein menggunakan reagen biuret
5


Uji lemak menggunakan kertas HVS
6

Hasil uji amilum menggunakan reagen lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji protein menggunakan reagen biuret