LAPORAN
Hasil
Observasi Salah Satu Penduduk
Di RT. 08 Gg. Kampus Biru Jl. KH. Wahid Hasyim Kelurahan
Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara.
Di
Susun Oleh:
Faradina
(1613201037)
Maria
Efiona Da Silva (1613201035)
Maria
Magdalena (1613201119)
Muhammad
Arsad (1613201125)
Tati
(1613201032)
UNIVERSITAS
WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat
Kampung Baru Babakan, yang sudah mengizinkan kami untuk melakukan observasi
guna penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………….....ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………….1
A. Latar
Belakang……………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Observasi……………………………………………………………………………… 1
D. Manfaat Observasi…………………………………………………………………………. 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Factor-faktor Perilaku Kesehatan…………………………………………………….. 3
B. Factor-faktor Penyakit TBC……………………………………………………………… 4
C. Faktor-faktor Penyakit Asma…………………………………………………………… 4
D. Lingkungan dan Kesehatan Lingkungan……………………………………………. 5
E. Masa Usia Lanjut……………………………………………………………………………. 7
BAB III PEMBAHASAN KASUS…………………………………………………………………………… 8
A. Laporan Penelitian…………………………………………………………………………. 8
B. Perencanaan Mengubah Perilaku ………………………………………………….. 9
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………………… 11
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………… 11
B. Kritik dan Saran……………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………………………………. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Perilaku kesehatan adalah suatu repson seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi kelangsungan makhluk hidup di muka bumi ini. Dengan lingkungan yang sehat
maka manusia akan terhindar dari penyakit.
Kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di
dalamnya(Notoadmojo,2003). Polusi atau pencemaran lingkungan umumnya terjadi
akibatpengembangan teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebab timbulnya
perubahan yang tidak diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun
biologis, sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia dan aktifitas
manusia serta organism lainnya (Supardi, 2003).
2. Tujuan
Tujuan dari observasi ini adalah untuk
mengetahui kehidupan sehari-hari dan perilaku kesehatan lingkungan Bapak Sutopo
dan factor apa saja yang menjadi masalah kesehatannya.
3. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini kita
dapat mengetahui perkembangan perilaku seseorang dan dapat memberikan
solusi-solusi terhadap perilaku tersebut serta dapat dijadikan contoh untuk
diri kita sendri.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Factor
Perilaku Kesehatan
Menurut
Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:
1. Factor
predisposisi (predisposing factor)
Factor
ini mencakup pengetahuan dan sikapmasyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi dan
sebgainya.
2. Factor
pemukiman (enabling factor)
Factor ini mencakup ketersediaan sarana
dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan
praktek swasta. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan
terwujudnyaperilaku kesehatan.
3. Factor
penguat
Factor ini meliputi factor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas kesehatan. Termasuk
juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berprilaku kesehatan,
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta
dukungan fasilitas saja, melainkan diperlakukan perilaku contoh(acuan) dari
para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas
kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlakukan untuk memperkuat
perilaku masyarakat tersebut.
B. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit TBC
1. Factor
social ekonomi
disisni
sangat eratkeadaan rumah, keadaan hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan
sanitas tempat kerja yang buruk dapat mempermudah penularan TBC.
2. Status
gizi
keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori,
protein, vitamin, zat besi dan lain-lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh
seseorang sehingga retan terhadap penyakit.
3. Umur
Penyakit TBC paling sering ditemukan
pada usia muda dan usia produktif 15-50 tahun, dengan terjadinya transisi
demografi saat ini menyababkan manusia harapan hidup lansia lebih tinggi
laki-laki dibanding perempuan.
4. Jenis
kelamin
Penderita TBC cenderung lebih tinggi
pada laki-laki dibanding perempuan.
C. Factor-faktor
yang Mempengaruhi Penyakit Asma
1. Factor
keturunan/genetika
Seperti yang disebutkan
bahwa asma merupakan penyakit bawaan (turunan) dari anggota keluarga
lainnyayang memilikiriwayat penyakit asma, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
asma itu bukan penyakit menular tetapiditurunkan.
2. Factor
cuaca
Selain dari factor
keturunan ternyata cuaca dapat mempengaruhi saluran nafas sseorang menjadi
sensitive, biasanya perubahan suhu secara ekstrim dapat memicu
terjadinyaserangan asma pada seseorang.
3. Infeksi
saluran pernafasan
Penyakit
asma juga dapat dipicu oleh factor infeksi yang disebabkan oleh virus atau
bakteri tertentu yang menyerang system pernafasan. Infeksi ini dapat memicu
terjadinya peradangan pada saluran pernafasan sehingga menjadi lebih sensitive.
4. Factor
lingkungan
Tinggal
didalam ruang lingkup lingkungan yang penuh polusi oleh asap juga dapat membuat
saluran pernafasan seseorang menjadi sensitive dan mudah menjadi peradangan.
Selain itu tinggal di dalam rumah yang kotor dan berdebu juga berpotensi
menyebabkan seseorang terkena asma begitu juga dengan asap rokok, kendaraan,
pembakaran hutan/sampah yang jauh lebih berbahaya terhadap saluran pernafasan
dan dapat menyebab infeksi
5. Factor
makanan
Yang
terakhir adalah soal makanan yang kita konsumsi setiap hari, saluran pernafasan
yang sensitive dapat dipicu oleh makanan yang mengandung kadar sulfit tinggi.
Sulfit ini bersifat sulfur dan dapat meradangkan saluran pernafasan menjadi
lebih sensitif, makanan yang biasanya dihindari oleh penderita asma seperti
seafood, kacang-kacangan terutama tanah, minuman beralkohol atau bersoda.
D. Lingkungan,
Kesehatan Lingkungan, Perkembangan Ilmu Kesehatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
1.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kesatuan ruang lingkup dengan semua benda,
daya, keadaan, makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
memepengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitarnya, baik berupabenda
hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta
suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di
alam tersebut (Slamet, 2007).
2.
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari dinamika
hubungan interaktif antara kelopok penduduk atau masyarakat dan
segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti berbagai spesies
kehidupan, bahan, zat, atau kekuatan disekitar manusia, yang menimbulkan ancaman
atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat, serta bagaimana mencari
upaya-upaya pencegahannya.
3.
Perkembangan ilmu kesehatan
Perkembangan pengetahuan dan keyakinan masyarakat terhadap
konsep penyakit mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Semula, orang-orang
beranggapan bahwa penyakit disebabkan oleh kekuatan gaib atau kekuatan
supernatural, sehingga pengobatan yang dilakukan pun disesuaikan dengan konsep
tersebut. Para dukunlah yang dianggap mampu mengatasinya. Selain itu adpula
anggapan bahwa penyakit timbul akibat perbuatan dosa. Maka, seiring dengan
konsep tersebut, pengobatan dilakukan oleh para tokoh kepercayaan, agama dan
sebagainya.
4.
Dalam upaya mencegah penyakit dengan
memperhatikan seluruh elemen Ilmu kesehatan masyarakat
penentu terjadinya penyakit karena pada dasarnya timbul berbagai
penyakit ditentukan oleh berbagai factor. Untuk menjadi sehat tidak cukup hanya
dengan pencegahan penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihatdan
mengelola masyarakat sebagai suatu kesatuan bersama lingkungan hidupnya.
Artinya kesehatan erat sekali hubungannya denga sumber daya social ekonomi,
tidak hanya tergantung dari fasilitas kesehatan yang ada.
Atas dasar pengetahuan ini, timbullah ilmu kesehatan masyarakat.
Ilmu ini jelas lebih luas cakupannya daripada ilmu kesehatan dengan
konsep-konsep pengetahuan sebelumnya.
5.
Masa Usia Lanjut
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang
kehidupan seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh
dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu ke
waktu yang penuh dengan manfaat. Apabila seseorang sudah beranjak jauh dari
periode hidupnya yang terdahulu, maka ia akan sering melihat masa lalunya,
biasanya dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang
dan mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin.
Setiap individu pada masa dewasa akhir/lanjut
mengalami apa yang disebut dengan penuaan. Penuaan di sini didefinisikan
sebagai transformasi organisme manusia setelah usia kematangan fisik, sehingga
probabilitas kelangsungan hidup menurun dan itu disertai dengan teraturnya
transformasi atau perubahan dalam penampilan, perilaku, pengalaman, dan
peran sosial.
Akibat perubahan fisik yang semakin menua, maka
perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya
dengan lingkungannya. Dengan semakin lanjut usia seseorang, secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai
keterbatasan yang dimiliknya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para
lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya, sehingga hal ini
secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal, seperti
kurang memperhatikan masalah kesehatan, kehilangan peran di tengah masyarakat,
hambatan kontak fisik, dan berkurangnya komitmen.
BAB
II
PEMBAHASAN
KASUS
A. Laporan
Penelitian
1. Lokasi
Observasi
RT.08, Gang Kampus
Biru, Jalan. KH Wahid Hasyim, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda
Utara.
2. Tanggal
Observasi
Rabu, 22 Febuari 2017
3. Biodata
objek observasi
Nama :
Sutopo
Usia :
71 Tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Agama :
Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
4. Identifikasi
Masalah
Hasil observasi kami dengan Bapak Suptopo pada hari selasa 21
maret 2017, dimana Bapak Sutopo pernah mengalami penyakit TBC dan Asma, kami
simpulkan bahwa Bapak Suptopo mengalami masalah serius pada kesehatannya.
Beberapa factor yang mempengaruhi
kesehatan Bapak Sutopo, yaitu:
1) Kebersihan
dan kesehatan
Masalah
kesehatan yang berpengaruh yaitu berupa fasilitas seperti tidak tersedianya
tempat sampah, tidak ada lemari pakaian tidak ada sabun untuk mencuci pakaian,
dan tidak ada alat kebersihan lainnya. Selain itu dirumah bapak Topo lantainya
sangat kotor, barang-barang berantakan serta horden tidak dibuka sehingga
ruangan selalu tertutup tanpa ventilasi.
2) Status
ekonomi
Bapak
Topo tidak bekerja, factor inilah yang menyebabkan bapak tidak mendapatkan
asupan gizi yang seimbang, karena bapak Sutopo hanya mendapatkan asupan dari warga
sekitar tempat tinggalnya.
3) Factor
usia
Usia
tua yang Ia miliki membuat keterbatasan bapak untuk melakukan aktifitas,
seperti mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari dan kurang pedulinya terhadap kebersihan
lingkungan disekitarnya
4) Keluarga
Bapak
Topo hidup sebatang kara, Istri dan Anaknya meninggalkannya keluar kota.
Kesendiriannya ini mempengaruhi pikiran serta tidak ada yang memperhatikan
kesehatan beliau
5) Kurangnya
pengetahuan
Yang
menjadi factor kurangnya pengetahuan yaitu kurangnya sosialisasi terhadap
masyarakat dan tingkat pendidikan. Sehingga tidak mengetahui apakah perilaku
ini baik atau tidak untuk kesehatan
B. Perencanaan
Mengubah Perilaku
Ada
beberapa planning kami untuk mengubah perilaku sehat Bapak Sutopo
1. Menyediakan
tempat sampah
2. Menyediakan
sapu & skop untuk kebersihan ruangan;
3. Mengajak
bapak untuk selalu membuka jendela/horden di siang hari;
4. Mengajak
bapak untuk mencuci piring dan pakaian dengan sabun;
5. Mengajak Bapak
untuk berolahraga kecil seperti jalan disekitar rumah setiap pagi hari;
6. Mengadakan
galang dana untuk kebutuhan Bapak Sutopo
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
hasil observasi kami dapat disimpulkan bahwa factor perilaku keseharian pak
Topo sangat berpotensi tinggi pengidap penyakit asma terutama kondisi didalam
rumah yang sangat tidak baik umtuk kondisi di usia lanjut seperti bapak Topo.
B. KRITIK
DAN SARAN
Sebenarnya, yang
dibutuhkan orang tua di usia lanjut seorang sebatang kara mungkin bukan
sumbangan kebutuhan pokok walaupun tidak diragukan, hal tersebut memang
diperlukan, tapi mungkin kebutuhan bagi rohani mereka ada seseorang yang bisa
mendengarkan mereka berbicara maupun saling berbagi contohnya keluarga yang
berperan penting memberikan perhatian serta kasih saying agar dapat saling
menjaga kesehatan salah satunya.
Semoga kita dapat
menyadari betapa besar jasa orang tua kita dan jangan sampai pernah berpikir
untuk meninggalkan orang tua yang telah bersusah payah membesarkan kita. Mari
kita lebih menghargai orang tua kita, ungkapkan terima kasih kita, kalo gak ada
mereka kita gak mungkin bisa jadi kita yang seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA
Oktaviana, Ribka, 2013. Factor-Faktor Resiko Yang
Mempengaruhi Asma : Samarinda
LAMPIRAN
Dokumentasi Observasi

Gambar
Halaman Rumah Bapak Sutopo

Gambar
Ruang Depan Rumah yang dijadikan Tempat Mandi
Bapak
Topo

Gambar
Meja Makan atau Dapur Bapak Topo

Gambar
Tempat Tidur Bapak Topo

Gambar,
Bapak Sutopo Seorang Kakek Sebatang Kara dan
Penderita Asma
No comments:
Post a Comment