UJI
KANDUNGAN GIZI PADA MAKANAN
DASAR ILMU
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

2C
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
2017
DISUSUN OLEH:
Kelompok
1 (Tempe)
1. Andi
Fadhil Rajab (1613201132)
2. Kristina
Lun Ngo (1613201018)
3. L.
Veronika Lirung (1613201036)
4. Muhammad
Yusuf (1613201092)
5. Rostiani
(1613201117)
6. Tarsisius
Gao Sakti (1613201002)
Kelompok
2 (Roti tawar)
1. Anggi
Samini Putri (1613201020)
2. Faradina
(1613201037)
3. Indah
Purnamasari (1613201094)
4. Leyli
Devi Yanti (1613201072)
5. Tati
(1613201032)
Kelompok
3 (Nasi putih)
1. Annisa
Septiyana (1613201095)
2. Erfina
Rahmayanti (1613201121)
3. Petrisia
Agustina (1613201064)
4. Maria
Efiona Da Silva (1613201035)
5. Maria
Magdalena (1613201119)
Kelompok
4 (Minyak goreng)
1. Antonius
Irang (1613201014)
2. Ari
Tofandi (1613201126)
3. Putri
Dewi Kartikasari (1613201021)
4. Safira
Dewita Akhsa (1613201143)
5. Siskafirdayani
(1613201024)
6. Siti
Aisyah (161320157)
Kelompok
5 (Tahu)
1. Eufronius
R.B Abin (1613201060)
2. Mohammad
Arsad (1613201125)
3. Petronela
Tirah (1613201073)
4. Margareta
Inuq (1613201034)
5. Yuliana
Li (1613201070)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga “Laporan Praktikum Uji
Kandungan Gizi pada Makanan” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Laporan ini disusun oleh kami
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Maksud dari penulisan laporan ini
adalah mengetahui lebih dalam tentang “Uji Kandungan Gizi pada Makanan yang
mencakup teknis uji karbohidrat, uji glukosa, uji lemak dan uji protein pada
makanan” untuk dicermati sebagai hasil
pengetahuan diri dan terutama kepada pembaca laporan ini.
Semoga
laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami juga
tahu dan sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu masukan
yang positif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan praktikum ini menjadi
sumbangan ilmu pengetahuan dan dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Samarinda, 04 April 2017
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR
ISI...........................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.
Latar Belakang........................................................................................1
B.
Tujuan Praktikum....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB
III PEMBAHASAN......................................................................................8
A. Tempat dan Jam
Pelaksanaan Praktikum................................................8
B. Alat dan Bahan........................................................................................8
C. Prosedur
Kerja.........................................................................................9
D. Hasil dan
Pembahasan...........................................................................12
BAB
IV PENUTUP..............................................................................................20
A.
Kesimpulan............................................................................................20
B.
Saran......................................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan
yang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup akan diuraikan atau dipecah menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana baik secara mekanik maupun secara kimiawi
agar dapat diserap tubuh. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam
mengerjakan aktivitas sehari-harinya.
Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,
membantu pertumbuhan badan dan otak.
Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun
badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi
yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak,
dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari
makanan.
Kekurangan
salah satu atau lebih dari zat makanan di atas dalam waktu yang cukup lama
dapat menyebabkan gangguan pada tubuh. Sebaliknya, kelebihan zat makanan juga
tidak baik bagi kesehatan. Keadaan tubuh dimana komposisi zat makanan tidak
seimbang disebut malnutrisi. Malnutrisi dapat disebabkan oleh
kekurangan maupun kelebihan satu atau lebih nutrien (zat makanan) esensial.
Kebutuhan
zat makanan masing-masing orang berbeda , akan tetapi disarankan bahwa kita
sebaiknya mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung protein sekitar
10-15%, lemak sebesar 20% dan karbohidrat sebesar 65-70% . Untuk itu, Praktikum
ini perlu kita lakukan guna mengetahui kandungan dari berbagai bahan
makanan yang sering kita konsumsi , agar kita dapat mengatur komposisi zat
makanan kita agar kita tidak mengalami malnutrisi dan dapat mengatur
keseimbangan jumlah bahan makanan didalam tubuh kita agar sesuai dengan angka
kecukupan gizi.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam praktikum ini, yaitu:
1.
Mampu mengetahui kandungan zat gizi
didalam makanan.
2.
Mampu menganalisis keberadaan
kandungan karbohidrat, protein, lemak, glukosa pada jenis makanan tertentu.
3.
Mampu membuat pelaporan kandungan
zat gizi pada makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan adalah bahan, biasanya
berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan
tenaga dan nutrisi. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang
berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.
Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein
digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh
kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai
cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan
lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita
membutuhkan energi.
Berikut zat-zat yang terkandung
dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh :
a. Karbohidrat
Karbohidrat atau sakarida adalah
segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon,
hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari
molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun
dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang
panjang serta bercabang-cabang.
Kaborhidrat merupakan bahan makanan
penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain
itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup
dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin.
Selain sebagai sumber energi,
karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga kesimbangan asam basa didalam tubuh,
berperan penting dalam peroses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur
sel dengan mengikat protein dan lemak.
b. Amilum
Pati
atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis)
dalam jangka panjang. Hewan dan manusia
juga menjadiakan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati
tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak
beraksi. Penjelasan untuk gejala ini
belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
c. Gula
(Glukosa)
Glukosa
sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada
sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung
pada glukosa.
Glukosa
diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian menjadi bahan
bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya
sebagai glikogen dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak.
Glikogen
merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa
pada saat dibutuhkan lebih banyak energi.
Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak
tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa,
gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke
hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
d.
Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa
Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kandungan kala sulfur serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Kebayangkan protein merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fingsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sisitem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino
tersebut (heterotrof).
e.
Lemak
Lemak sama dengan minyak. Orang menyebu
lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu
ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan
oleh hewan, lepas dari wujud yang padat maupun cair. 1 gram lemak menghasilkan
9,3 kalori. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Dalam pengujuian makanan
diperlukan reagen sebagai berikut :
a.
Biuret
Biuret
adalah senyawa kimia dangan rumus kimia H 2 NC (O) nhc (O) NH2.Ini
adalah hasil dari kondensasi dua molekul urea dan merupakan kotoran yang
bermasalah di berbasis pupuk urea. Putih solid ini larut dalam air panas.
Istilah biuret juga menggambarkan keluarga senyawa organik dengan gugus fungsional (HN-CO-) 2 N-.
Jadi biuret dimetril adalah CH3HN-CO-NR’CO-NHCH 3.
Uji biuret sebuah uji kimia untuk
protein dan polipeptida. Hal ini didasarkan pada pereaksi biuret, larutan biru
yang mengubah violet pada kontak dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan
peptida. Uji dan reagen tidak benar-benar mengandung biuret, mereka dinamakan
demikian karena baik biuret dan protein memiliki respon yang sama untuk menguji.
b.
Benedict
Reagen
Benedict adalah bahan kimia pereaksi bernama setelah seorang kimiawan Amerika,
Stanley Rosssiter Benediktus. Benedict’s reagen digunakan sebagai ujian bagi
kehadiran mengurangi gula . hal ini termasuk semua monosakarida dan disakarida,
laktosa dan maltosa. Bahkan lebih umum, kita coba benediktus akan mendeteksi
kehadiran aldehid (kecuali yang aromatik), dan alpha-hydroxy-keton, termasuk
yang terjadi di ketoses tertentu.
Cara
kerja Benedict yaitu ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan
glukosa,dimana glukosa memiliki electron untuk diberikan,tembaga(salah satu
kandungan di reagen benedict) akan menerima electron tersebut dan mengalami
reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini CU2+ tereduksi
menjadi CU+. Ketika Cu mengalami reduksi,glukosa memberikan salah satu
elektronnya dan dioksidasi. Karena
glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict,maka glukosa disebut sebagai gula
pereduksi.
c.
Lugol
Lugol
yodium,juga dikenal sebagai solusi Lugol, pertama kali dibuat tahun 1829,
merupakan solusi dari unsur iodium kalium dalam air, yaitu setelah dokter
Prancis JGALugol. Larutan yodium Lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan, untuk desinfeksi darurat air minum,dan sebagai reagen untuk
deteksi pati di Laboratorium rutin dan
tes medis. Telah digunakan lebih jarang untuk mengisi kekurangan yodium Namun,
Iodida kalium murni, mengandung ion iodida relatif jinak tanpa unsur iodium
lebih toksik, lebih disukai untuk tujuan ini.
Solusi
Lugol terdiri dari 5 g yodium (I2) dan 10 g kalium iodide (KI) dicampur dengan
air suling yang cukup untuk membuat larutan coklat dengan total volume 100 Ml
dan kadar yodium total 150 mg / mL. Kalium iodide menerjemahkan yodium SD larut
dalam air melalui pembentukan tri iodida (I-3) ion. Hal ini tidak boleh
disamakan dengan tingtur solusi yodium,yang terdiri dari unsur iodium, dan
garam iodide dilarutkan dalam air dan alkohol. Solusi Lugol mengandung alkohol.
Nama
lain untuk solusi Lugol adalah l2KI (iodine-pottasium iodide) ;
Markodine, solusi Strong (sistematik), dan berair yodium Solusi BCP.
Lugol
diperoleh dari ahli kimia dan apoteker yang berlisensi untuk mempersiapkan dan
mengeluarkan solusi. Indikator ini, juga disebut noda,digunakan diberbagai
bidang. Solusi ini digunakan sebagai tes indikator keberadaan pati dalam
senyawa organik,dengan yang bereaksi dengan memutar sebuah dark-blue/black.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Sabtu,
01 April 2017
Waktu : 08.20 – Selesai WITA
Tempat : Laboratorium Fakultas Kesehatan Masyarakat
B.
Alat dan
Bahan
1. Alat
a.
Gelas ukur 100 ml
b.
Kertas HVS
c.
Lumpang porselin
d.
Papan porselin
e.
Pembakar spritus
f.
Penjepit tabung reaksi
g.
Pipet tetes
h.
Rak tabung reaksi
i.
Spatula/pengaduk
j.
Tabung reaksi
k.
Tissue
2. Bahan
a. Aquades
b. Minyak
goreng
c. Nasi
putih
d. Reagen
Benedict
e. Reagen
Biuret
f. Lugol
g. Roti
tawar
h. Tahu
i.
Tempe
C.
Prosedur
Kerja
1.
Uji
Amilum pada Makanan
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan
b.
Melakukan uji makanan
c.
Percobaan 1 : Uji
Amilum
Cara kerja uji amilum
1)
Lakukan uji karbohidrat
menggunakan larutan lugol
2)
Haluskan sampel
menggunakan lumpang porselin dan penumbuk
3)
Siapkan satu tabung
reaksi dan bila sampel berbentuk padat maka masukan sampel sebanyak 3 g ke
dalam tabung reaksi dan berikan aquadest sebanyak 1 ml sehingga sampel menjadi
larutan. Namun, bila sampel berbentuk cairan maka sampel lansung diambil
menggunakan pipet sebanyak 1 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi
4)
Tambahkan dua tetes
larutan lugol kedalam setiap tabung reaksi
5)
Mengocok tabung reaksi
tersebut hingga ada perubahan warna
6)
Amati perubahan warna
terjadi, jika berwarna ungu, biru tua, hijau gelap, dan hitam maka bahan
makanan tersebut mengandung amilum.
7)
Memasukan data ke dalam
tabel pengamatan.
2.
Uji Glukosa pada Makanan
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan.
b.
Melakukan uji makanan.
c.
Percobaan 2 : Uji
Glukosa
Cara kerja uji glukosa
1)
Menghaluskan bahan yang
di uji menggunakan lumpang porselin dan penumbuk
2)
Bila sampel berbentuk
padat, masukan 3 g sampel ke dalam tabung reaksi dan berikan aquadest sebanyak
1 ml dan bila sampel berbentuk cair maka masukan sampel sebanyak 1 ml ke dalam
tabung reaksi
3)
Tetesi tabung reaksi
tersebut dengan reagen benedict sebanyak 10-15 tetes.
4)
Panaskan tabung reaksi
di atas pembakar sepritus.
5)
Jika bahan makanan
ditetesi dengan larutan benedict sebelum
dipanaskan berwarna hijau toska atau biru setelah dipanaskan berubah
warna menjadi merah bata, atau coklat, maka bahan makanan tersebut mengandung
glukosa.
6)
Memasukkan data ke
dalam tabel pengamatan.
3.
Uji
Lemak pada Makanan
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang di perlukan.
b.
Melakukan uji makanan.
c.
Percobaan 3 : Uji Lemak
Cara kerja uji lemak
1)
Menghaluskan bahan yang
diuji dengan menggunakan lumping proselin dan penumbuk.
2)
Ambil satu lembar
kertas HVS.
3)
Ambil air dengan pipet
dan teteskan di kertas HVS yang diberi nama air.
4)
Ambil sampel dan
oleskan atau teteskan sampel di kertas HVS yang diberi nama sampel.
5)
Biarkan dua kertas dan
periksalah keduanya setelah 10 menit. Amati keadaan permukaan kertas tersebut
manakah yang meninggalkan bekas? Gunkan hasil ini sebagai pembanding untuk
bahan yang akan diuji.
6)
Apabila ada noda transparan,
maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
7)
Memasukkan data ke
dalam tabel pengamatan.
4.
Uji
Protein pada Makanan
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang di perlukan.
b.
Melakukan uji makanan.
c.
Percobaan 4 : Uji
Protein
Cara uji protein
1)
Lakukan uji protein dengan
menggunakan larutan biuret.
2)
Haluskan setiap bahan
makanan menggunakan lumping porselin dan alat penumbuk.
3)
Bila sampel berbentuk
padat, masukkan 3 g samapel ke dalam tabung reaksi dan berikan aquadest
sebanyak 1 ml dan bila sampel berbentuk cair maka masukkan sampel sebanyak 1 ml
ke dalam tabung reaksi.
4)
Masukkan 1 ml larutan
dari bahan makanan tersebut ke dalam tabung reaksi.
5)
Tambahkan setetes demi
setetes larutan biuret ke dalam setiap tabung.
6)
Mengocok tabung reaksi
tersebut hingga ada perubahan warna menjadi ungu, hijau toska atau biru muda
maka bahan makanan tersebut mengandung protein.
7)
Memasukkan data ke
dalam tabel pengamatan.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil
Pengamatan
No
|
Bahan makanan yang
di uji
|
Perubahan Warna
|
Noda
|
Kandungan Makanan
|
|||||
Lugol
|
Benedict
|
Biuret
|
Amilum
|
Glukosa
|
Lemak
|
Protein
|
|||
1.
|
Tempe
|
Hijau
kekuningan
|
Hijau muda
|
Ungu
|
Ada
noda
|
-
|
-
|
+
|
+
|
2.
|
Roti
tawar
|
Ungu
|
Kuning
|
Ungu
|
Tidak
ber
noda
|
+
|
-
|
-
|
+
|
3.
|
Nasi
putih
|
Biru
hitam
|
Biru
muda
|
Putih
|
Tidak
ber
noda
|
+
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
Minyak
goreng
|
Merah
bata
|
Putih
kekuningan
|
Hijau
|
Ada
noda
|
-
|
-
|
+
|
-
|
5.
|
Tahu
|
Kuning
|
Hitam
keunguan
|
Ungu
|
Ada
noda
|
-
|
-
|
+
|
+
|
Keterangan
: + = mengandung bahan tersebut
-
= tidak
mengandung bahan tersebut
2.
Pembahasan
Kelompok I
Dari apa yang kami bahas di atas
adalah apa saja komposisi atau yang terkandung dalam tempe. Tempe yang sudah di
haluskan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan lugol
mengalami perubahan warna yang tidak sesuai yaitu hijau kekuningan dan ini
menandakan bahwa tempe tidak mengandung amilum.
Tempe yang sudah di haluskan
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan benedict mengalami
perubahan warna yang tidak sesuai yaitu hijau muda dan ini menandakan bahwa
tempe tidak menGandung glukosa.
Tempe yang sudah di haluskan dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan biuret mengalami perubahan
warna yang sesuai yaitu ungu dan ini
menandakan bahwa tempe mengandung protein.
Tempe yang sudah dihaluskan
diletakkan diatas kertas HVS dan di beri aquades dengan ini tempe memberikan
noda yang menandakan bahwa tempe mengandung lemak
Kelompok II
Percobaan ini mengenai uji kandungan gizi pada makanan yang
bertujuan mampu mengetahui kandungan zat gizi didalam makanan, mampu
menganalisis keberadaan kandungan amilum, protein, lemak, glukosa pada jenis
makanan tertentu dan mampu membuat pelaporan kandungan zat gizi pada makanan.
Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah karbohidrat (amilum), glukosa,
lemak dan protein. Yang di uji dengan melalui uji lugol, benedict dan biuret.
Percobaan pertama adalah uji lugol, lugol digunakan untuk menguji
apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum). Larutan Lugol tersedia
dalam potensi berbeda 1%, 2%, atau 5% iodium. Larutan 5% terdiri dari 5% (m/v)
iodium (I2) dan 10% (m/v) kalium iodida (KI) dicampur dalam air
suling dan memiliki kandungan iodium total 126,5 mg/mL. Kalium iodida
menyumbang unsur iodium yang larut dalam air melalui pembentukan io triiodida I−3).
Ini jangan dibingungkan dengan larutan tinktur iodium, yang terdiri dari unsur
iodium, dan garam iodida dilarutkan dalam air dan alkohol. Larutan Lugol tidak
mengandung alkohol.
Dimana jika bahan makanan
ditetesi dengan larutan lugol akan berwarna ungu, biru tua, hijau gelap, dan
hitam maka bahan makanan tersebut mengandung amilum. Semakin gelap warna yang
di hasilkan maka semakin banyak kandungan amilum yang terdapat pada bahan
makanan tersebut. Pada praktikum kali ini, amilum terdapat pada roti tawar
dengan warna yang dihasilkan ungu kehitaman.
Percobaan kedua adalah uji benedict, dimana uji
benedict merupakan uji karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas
(gula pereduksi) karrena senyawa Cu2+ dalam reagen benedict akan
direduksi oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana basa membentuk Cu2O
berwarna reaksi positif bila
terbentuk larutan hijau, merah, orange atau merah bata disertai endapan.
Pereaksi yang digunakan pada percobaan ini adalah pereaksi benedict yang berisi
Natrium Sitrat, larutan CuSO4, Natrium Karbonat dalam aquades. Pada
pereaksi ini gula dioksidasi pada gugus
karbonil dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi, dimana senyawa-senyawa
pereduksi adalah pemberi elektron dari senyawa pengoksidasi adalah penerima
elektron. Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi
disebut gula pereduksi. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas
mereduksi indikator-indikator seperti kompleks lain kupri (Cu2+)
menjadi kupro (Cu+). Bahan pereduksi pada reaksi-reaksi ini adalah
bentuk rantai terbuka aldosa dan ketosa. Pereaksi benedict ditambahkan pada
sampel dan dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk memecah molekul disakarida
menjadi monosakarida. Dari berdasarkan pengamatan yang dilakukan yang positif
bereaksi dengan pereaksi benedict adalah glukosa. Pada saat percobaan yang
telah dilakukan, roti tawar menghasilkan warna biru saat sebelum dipanaskan dan
sesudah dipanaskan berubah warna menjadi kuning. Sehingga roti tawar tersebut
tidak mengandung glukosa.
Percobaan ketiga adalah dengan menggunakan kertas buram atau kertas HVS yang
sebagai bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram atau kertas HVS
mudah menyerap air atau minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada
pengujian lemak ini makanan yang sudah di haluskan di oleskan pada kertas buram
atau kertas HVS sehingga jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang
diuji mengandung lemak. Pada
praktikum kali ini, lemak tidak ditemukan pada
roti tawar, melainkan hanya mengandung air.
Percobaan keempat adalah uji biuret, reagen
yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu
mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna
ungu atau warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan
biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagai berikut yaitu kompleks koordinasi
antara Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan
alkalis, akan membentuk warna ungu atau warna lembayung. Pada praktikum kali
ini, protein dapat ditemukan pada roti tawar dengan dihasilkan warna ungu.
Kelompok III
Pada kegiatan pratikum ini kami
menggunakan zat yang di gunakan untuk mengetahui kandungan makanan antara lain
lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan ( Nasi ) mengandung
karbohidrat (amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi Lugol biru hitam
bearti makanan tersebut banyak mengandung karbohidratnya ( Amilum).
Benedick adalah zat yang di gunakan
untuk menguji kandungan makanan glukosa pada bahan makana jika hasil reaksi
tersebut menghasilkan warna hijau sampai orange.Hal itu terjadi ketika zat
benedick di camourkan terjadi perubahan warna biru sampai hijau dan setelah
dipanaskan warna berubah menjadi hijau sampai orange ,dan jika tidak terjadi
perubahan warna ( putih ) maka makanan tersebut tidak mengandung glukosa.
Biuret adalah zat yang di gunakan
untuk menguji kandungan protein .Bila bahan makanan ( nasi putih ) itu
mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret aka menhasilkan warna
ungu , jika terjadi perubahan warna selain warna ungu maka makanan ( nasi putih
) tidak mengandung protein .
Kertas HVS adalah bahan penguji
pada kandungan lemak . karena kertas HVS mudah menyerap air atau minyak jadi
sangat cocok untuk pengujian ini makanan ( nasi puti ) yang sudah ditumbuk di
oleskan pada kertas HVS dan tunggu sampai kertas itu mengering . jika ada noda
transparan maka bahan makanan tersebut
mengandung lemak dan jika sebaliknya tidak transparan maka makanan tersebut
tidak mengandung lemak.
Sesuai hasil pernyataan diatas di
peroleh hasil pengujian sebagai berikut : UJI NASI. Uji karbohidrat ( amilum )
, nasi mengandung amilum karena setelah ditetesi lugol berubah warna menjadi
biru kehitaman.
Uji glukosa ,nasi tidak mengandung
glukosa karena ketika ditetesi benedict berubah warna menjadi biru kemudian di
panaskan berubah menjadibiru muda.
Uji protein ,nasi tidak mengandung
preotein karena setelah ditetesi dengan biuret berubah menjadi putih.
Uji lemak , nasi putih yang sudah
di haluskan dan dicampur dengan aquades lalu dioleskan pada kertas HVS dan di
keringkan tidak meninggalkan noda transparan . Maka nasi tidak mengandung lemak
.
Kelompok IV
Lugol digunakan
untuk menguji apakah suatu makanan (Minyak Goreng) mengandung karbohidrat
(amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita
tetesi Lugol biru hitam berarti makanan tersebut banyak mengandung karbohidratnya
(Amilum).
Benedick adalah zat
yang digunakan untuk menguji kandungan makanan glukosa pada bahan makanan jika hasil
reaksi tersebut menghasilkan warna hijau sampai orange. Hal itu terjadi ketika zat
benedick dicampurkan terjadi perubahan warna biru sampai hijau dan setelah dipanaskan
warna berubah menjadi hijau sampai orange, dan jika tidak terja diperubahan
warna (putih) maka makanan tersebut tidak mengandung glukosa.
Biuret adalah zat
yang di gunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan (Minyak
Goreng) itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan
warna ungu, jika terjadi perubahan warna selain warna ungu maka makanan (Minyak
Goreng) tidak mengandung protein.
Kertas HVS
adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas HVS mudah menyerap air
atau minyak jadi sangat cocok untuk penguji makanan (Minyak Goreng) yang sudah ditumbuk
di oleskan pada kertas HVS dan tunggu sampai kertas itu mongering. Jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut
mengandung lemak dan jika sebaliknya tidak transparan maka makanan tersebut tidak
mengandung lemak.
Sesuai hasil pernyataan
diatas di peroleh hasil pengujian sebagai berikut: UJI Minyak Goreng Ketika
minyak goreng yang telah dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan dicampur dengan larutan lugol, ternyata tidak terjadi perubahan
warna dalam tabung reaksi, menjadi berwarna biru tua dan ini menandakan minyak goreng
tidak mengandung amilum.
Ketika minyak goreng
yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan
benedict terjadi perubahan warna hijau tosca dan dipanaskan selama 5 menit ternyata
terjadi perubahan warna dalam tabung dan tidak terdapat endapan di bawah tabung
reaksi dan ini menandakan bahwa minyak goreng tidak mengandung glukosa.
Ketika minyak goreng
yang telah di masukkan kedalam tabung reaksi dan di campur dengan larutan
biuret, ternyata tidak terjadi perubahan warna dalam tabung reaksi sehingga dapat
disimpulkan bahwa minyak goreng tidak mengandung protein.
Setelah minyak goreng
yang telahdi tetes di sebuah kertas polos putih (HVS) ternyata terdapat noda transparan yang
menandakan bahwa minyak goreng mengandung lemak. Air tidak meninggalkan bekas,
dan minyak goreng meninggalkan noda yang lebih terang.
Kelompok V
Ketika tahu yang telah dihaluskan
dimasukan kedalam tabung reaksi dan dicampur dengan larutan lugol,ternyata
tidak terjadi perubahan warna dalam tabung reaksi, menjadi warna biru dan ini
menandakan bahwa tahu tidak mengandung amilum.
Ketika tahu yang
telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan
larutan benedict dan dipanaskan selama beberapa menit ternyata tidak terjadi
perubahan warna dalam tabung menjadi merah bata dan tidak terdapat
endapan di bawah tabung reaksi dan ini menandakan bahwa tahu tidak mengandung
glukosa.
Ketika tahu yang
telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan
larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna ungu pink dalam
tabung reaksi sehingga dapat disimpulkan bahwa tahu mengandung protein.
Setelah tahu yang
telah halus di oleskan di sebuah kertas polos putih ternyata terdapat noda
transparan yang menandakan bahwa tahu mengandung lemak.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kelompok
I
Kesimpulan dari hasil
penelitian kami pada hari sabtu, tanggal 1 april 2017 adalah bahwa halnya
didalam tempe mengandung zat makanan yang di butuhkan tubuh yaitu lemak dan
protein yang dapat berguna sebagai sumber tenaga serta dibutuhkan dalam
pembentukan otot, tulang, kulit, dan darah.
Kelompok
2
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Bahan makanan (roti tawar) yang
ditetesi dengan reagen lugol berubah warna menjadi ungu hingga kehitam-hitaman
sehingga bahan makanan (roti tawar) tersebut mengandung amilum.
2.
Bahan makanan (roti tawar) yang
ditetesi dengan reagen benedict sebelum dipanaskan berwarna biru dan setelah di
panaskan berubah menjadi warna kuning, maka bahan makanan (roti tawar) tersebut
tidak mengandung glukosa.
3.
Bahan makanan (roti tawar) yang di
uji dengan menggunakan kertas HVS, tidak mengandung lemak.
4.
Bahan makanan (roti tawar) yang ditetesi
dengan reagen biuret berubah warna menjadi ungu sehingga bahan makanan (roti
tawar) tersebut mengandung protein.
Kelompok III
Dari percobaan yang di lakukan uji
kandungan makanan ( nasi putih ) dapat kami ketahui bahwa untuk menentukan ada
atau tidaknya kandungan zat amilum , glukosa , protein dan lemak pada makanan (
nasi putih ) dapat kami ketahui dengan uji bahan makanan ( nasi putih ) dengan
uji lugol, benedict ,biuret san uji lemak mengunakan kertas HVS . Dari pratikum
yang kami buat dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1.
Bahan makanan (nasi
putih ) mengandung amilum atau karbohidrat
2.
Bahan makanan ( nasi
putih ) tidak mengandung glukosa
3.
Bahan makanan ( nasi
putih ) tidak mengandung protein
4.
Bahan makanan ( nasi
putih ) tidak mengandung lemak
Kelompok IV
1.
Jika minyak goreng yang
mengandung Amilum di tetesin dengan larutan Lugol akan berubah warna menjadi
ungu, biru tua, hijau gelap.
2.
Jika minyak goreng yang
mengandung Protein di tetesin dengan larutan Biuret akan berubah warna menjadi
ungu, biru muda.
3.
Jika minyak goreng di
tetesi dengan larutan Benedict sebelum dipanaskan berwarna hijau toska atau
biru dan setelah di panaskan berubah menjadi warna merah bata maka bahan
makanan tersebut mengandung glukosa.
4.
Ambil sampel dan
teteskan sampel di kertas HVS yang di beri nama sampel, sehingga meninggalkan
noda transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Kelompok V
Berdasarkan dari hasil praktek ini. Maka,
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
tahu tidak mengandung amilum
2.
tahu tidak mengandung glukosa
3.
tahu mengandung protein
4.
tahu mengandung lemak
B.
Saran
Kelompok I
Seperti kita ketahui tempe merupakan
penghasil protein dan lemak, dan protein ini berasal dari biji – bijian yaitu
kedelai seperti yang sudah dijelaskan bahwa halnya tempe mengandung protein
tetapi didalam pembentukan protein tubuh kita menggunakan 22 asam amino yang
akan disusun menjadi protein baru dalam tubuh kita sehingga menghasilkan 50.000
jenis protein . jadi saran kami adalah kita mesti memakan makanan yang beragam
karna makanan memiliki kandungan asam amino yang bebeda dan tubuh kita
membutuhkan 8 jenis amino yang harus kita peroleh dari makanan sehingga tubuh
kita tidak mudah kelelahan dan agar sistem hormon teratur .
Kelompok II
1. Berhati-hati
saat melakukan percobaan pada saat praktikum.
2. Amati
percobaan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan dan lakukanlah
percobaan dengan teliti.
3. Usahakan
bahan yang akan diuji tidak tercampur satu dengan yang lainnya, agar
hasilnya akurat.
4. Perbanyaklah
referensi.
Kelompok III
Perluh dilakukan percobaan lanjutan ,
tentang zat kandungan makanan lain yang
mengandung zat amilum ,glukosa,protein
dan lemak . sebaiknya lebih teliti dalam
memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan yang telah dipanaskan .
Kelompok IV
1.
Berhati-hati saat
melakukan penelitian.
2.
Amati percobaan dengan
seksama agar tidak terjadi kesalahan
3.
Perbanyak referensi
sebagai factor pembanding
Kelompok V
1. Berhati-hati saat melakukan
penelitian
2. Amati percobaan dengan seksama agar
tidak terjadi kesalahan
3. Perbanyak referensi sebagai faktor
pembanding
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah dkk. 2010. BIOLOGY for Senior High School Grade XI
Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi 2a Kurikulum 2004 Kelas 2 SMA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sri Lestari, Endang. 2009. BIOLOGI 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Susantri. 2013. Uji Amilum, Glukosa, Protein dan Lemak. (online). (http://susantri10.blogspot.com/2013/01/uji-amilum-glukosa-protein-dan-lemak.html)
diakses tanggal 16 Maret 2017.
LAMPIRAN
Kelompok
I (Tempe)
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
Menghaluskan bahan makanan (tempe)
|
|
2
|
Reagen Biuret, Lugol dan Benedict
|
|
3
|
Uji protein menggunakan
reagen biuret
|
|
4
|
Uji glukosa menggunakan reagen benedict
|
|
5
|
Hasil uji amilum
menggunakan reagen lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji
protein menggunakan reagen biuret
|
Kelompok
II (Roti tawar)
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
Persiapan alat praktikum
|
|
2
|
Reagen Biuret, Lugol dan
Benedict
|
|
3
|
Menghaluskan bahan makanan (roti tawar)
|
|
4
|
Memasukkan bahan
makanan (roti tawar) kedalam tabung reaksi
|
|
5
|
Uji amilum
menggunakan reagen lugol
|
|
6
|
Uji glukosa
menggunakan reagen benedict
|
|
7
|
Uji protein menggunakan reagen biuret
|
|
8
|
Uji lemak menggunakan kertas HVS
|
|
9
|
Hasil uji amilum menggunakan reagen
lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji protein menggunakan reagen
biuret
|
|
10
|
Hasil uji lemak menggunakan kertas HVS
|
|
11
|
Kelompok 2
|
Kelompok
III (Nasi putih)
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
Persiapan alat praktikum
|
|
2
|
Reagen Lugol,
Benedict dan Biuret
|
|
3
|
Menghaluskan bahan makanan (nasi
putih)
|
|
4
|
Memasukkan bahan
makanan (nasi putih) kedalam tabung reaksi
|
|
5
|
Uji amilum
menggunakan reagen lugol
|
|
6
|
Uji glukosa
menggunakan reagen benedict
|
|
7
|
Uji protein menggunakan reagen biuret
|
|
8
|
Uji lemak menggunakan kertas HVS
|
|
9
|
Hasil uji amilum menggunakan reagen
lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji protein menggunakan
reagen biuret
|
|
10
|
Hasil uji lemak menggunakan kertas HVS
|
Kelompok
IV (Minyak goreng)
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
Uji
amilum menggunakan reagen lugol
|
|
2
|
Uji
glukosa menggunakan reagen benedict
|
|
3
|
Uji
protein menggunakan reagen biuret
|
|
4
|
Hasil
uji lemak menggunakan kertas HVS
|
Kelompok V (Tahu)
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
Menghaluskan bahan makanan (tahu)
|
|
2
|
Uji amilum
menggunakan reagen lugol
|
|
3
|
Uji glukosa menggunakan reagen benedict
|
|
4
|
Uji protein
menggunakan reagen biuret
|
|
5
|
Uji lemak menggunakan
kertas HVS
|
|
6
|
Hasil uji amilum
menggunakan reagen lugol, uji glukosa menggunakan reagen benedict dan uji
protein menggunakan reagen biuret
|
No comments:
Post a Comment