BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengertian kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat
modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan
lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperttahankan nilai-nilai
kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya dengan jalan memodifisir
tidak hanya faktor social dan lingkungan fisik sematamata, tetapi juga terhadap
semua sifat-sifat dan kelakkan-kelakuan lingkungan yang dapat membawa pengarh
terhadap ketenangan, kesehatan dan keselamatan organisme umat manusia
Spillane dalam Wahid (2015), Pariwisata
adalah perlajanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam, dan ilmu.
Sektor pariwisata telah menjadi sektor
yang terus berkembang di berbagai negara. Tidak sedikit negara-negara di dunia
menjadi negara maju karena salah satunya didukung oleh sektor pariwisata,
seperti Singapura, Swiss, Perancis, Italia, dan lain-lain. Di tingkat regional
sektor pariwisata telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan
ekonomi seperti Bali dan Yogyakarta sebesar 70 persen.
Perkembangan pariwisata setidaknya harus
dicapai melalui kemampuan sumber daya (resource capability) dan peluang yang
ada (market attractiveness). Banyaknya peluang jika tidak diiringi oleh
kemampuan mengelola sumber daya yang unik (distinctive) akan menjadi sia-sia.
Kalimantan Timur telah memiliki sumber daya yang dapat dijadikan sebagai daya
tarik wisata atau destinasi wisata dan salah satunya adalah Pantai Manggar.
Pantai Manggar merupakan salah satu daya
tarik wisata yang terdapat di wilayah Kecamatan Balikpapan Timur yang memiliki
kesiapan baik dari segi daya tarik maupun fasilitas wisata dibandingkan
pantai-pantai lain di Kota Balikpapan (RTRW Kota Balikpapan, 2012). Pantai ini
terletak 13 km ke arah timur dari pusat kota dan 9 km dari Bandara Sepinggan.
Pantai Manggar saat ini merupakan pantai
yang menjadi tujuan utama masyarakat Kota Balikpapan maupun wisatawan dari
regional sekitar Kalimantan Timur, ini dapat terlihat dari banyaknya pengunjung
pada hari biasa maupun hari libur. Keunikan dari pantai ini adalah kecilnya
gelombang air, kondisi pantai dengan hamparan pasir putih yang luas, dan landai
yang memungkinkan pengunjung dapat melakukan aktivitas pantai dengan aman.
Luasnya pantai ini memungkinkan Pantai Manggar dapat menampung pengunjung dalam
jumlah yang besar. Daya tarik lainnya, Pantai Manggar dikelilingi oleh
perkebunan masyarakat yang menambah suasana sejuk. Pantai Manggar berpotensi
untuk dijadikan tempat yang ideal untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisaata
3 unggulan di Balikpapan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
di sekitar pantai manggar terdapat industri ?
2. Fasilitas-fasilitas
kesehatan apa saja yang terdapat di pantai Manggar Balikpapan?
3. Bagaimana
keadaan pantai Manggar Balikpapan ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui keadaan pantai Manggar Balikpapan
2. Untuk
mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
di pantai manggar Balikpapan
3. Untuk
mengetahui keadaan pantai manggar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pariwisata
Pantai
Dalam arti luas pariwisata adalah
kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin
atau mencari suasana lain . Menurut Mathieson dan Wall (1982) Pariwisata
merupakan suatu kegiatan perjalanan sementara seseorang ke tempat lain dari
tempat tinggal dan tempat kerjanya serta melakukan berbagai kegiatan selama
berada ditempat tujuan dan memperoleh kemudahan dalam penyediaan berbagai
kebutuhan yang diperlukan. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya
alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk
kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007).
Dalam kegiatan pariwisata aspek
lingkungan merupakan bagian yang harus diperhatikan .Strategi pariwisata yang
berhasil adalah terpenuhinya manfaat maksimal ketika preservasi lingkungan
terlaksana dengan dengan baik. Manfaat maksimal dari kegiatan pariwisata
tersebut diindikasi oleh adanya sejumlah kunjungan turis atau wisatawan baik
dari luar maupun dalam negeri dari objek wisata yang dimaksud.
Pariwisata pesisir adalah kegiatan
rekreasi yang dilakukan di sekitar pantai seperti : berenang, berselancar,
berjemur, berdayung, menyelam, snorkling, beachombing/reef walking, berjalan –
jalan atau berlari sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana pesisir dan
bermeditasi. Menyatakan bahwa pariwisata pesisir diasosiasikan dengan “3S”
(sun, sea dan sand) yaitu jenis pariwisata yang menyediakan keindahan dan
kenyamanan alami dari kombinasi cahaya matahari, laut dan pantai berpasir
bersih.(Dahuri, 2003)
Pariwisata pantai merupakan bagian dari
wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek dan daya tarik pariwisata
yang dikemas dalam paket wisata. Pariwisata pantai meliputi semua kegiatan
wisata yang berlangsung di daerah pantai seperti menikmati keindahan alam
pantai, olahraga pantai, sun bathing, piknik, berkemah dan berenang di pantai.
Pada perkembangannya, jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan di pantai
sangat beragam tergantung pada potensi dan arah pengembangan wisata di suatu
kawasan pantai tertentu.(Dahuri, 2003)
B.
Kegiatan
Dikawasan Pariwisata Pantai
Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan
yang menjadi aktifitas masyarakat lokal adalah budidaya, perdagangan dan jasa.
Kegiatan budidaya bertujuan untuk memanfaatkan potensi alam atau komoditas
lokal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Berkaitan dengan
menjaga kelestarian alam kawasan pariwisata pantai ehingga kegiatan budidaya
yang berada di sempadan pantai tidak boleh menimbulkan dampak negatif dan
memiliki koordinator pengawasan. Pemanfaatan ruang. Kegiatan budidaya yang
berdampak negatif termasuk pembuangan limbah padat ke pantai, pembuangan limbah
cair tanpa pengolahan ke pantai, budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah
secara intensif, pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin
MendirikanBangunan (IMB).
Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan
perdagangan jasa menjadi prasarana penunjang kegiatan wisata. Kegiatan
perdagangan dan jasa membutuhkan arahan yang jelas sehingga kegiatan
operasional tidak mengganggu kegiatan wisata dan lingkungan. Ketentuan kawasan
perdagangan dan jasa termasuk memiliki prasarana persampahan, air bersih,
konstruksi bangunan tidak rentan terhadap salinitas, batas minimum 200 m
daribatas titik pasang surut air laut, sesuai dengan kondisi lingkungan, tidak
padaarea laguna, KDB maksimum 60 %, KLB maksimum 4,8 serta ketinggian bangunan
8 lantai.( Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009 )
C.
Kriteria Kawasan Pantai Secara Umum
Pada perencanaan kawasan pariwisata
pantai terdapat kriteria sebagai acuan termasuk Mempunyai kemiringan tanah yang
memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negatif terhadap kelestarian
lingkungan, memiliki sarana dan prasarana yang meliputi jalan, air bersih
telepon, listrik, hotel/penginapan, rumah makan, kantor pengelola, tempat
rekreasi & hiburan, WC umum, mushola, dan angkutan umum.Pengembangan obyek
buatan dengan memperhatikan aspek-aspek visual, kondisi dan kesalarasan dengan
lingkungan( Hewat, 2014).
D.
Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja
dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan
usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara
fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait.
Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri
dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan
buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian),
bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih
dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian
dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik),
atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).
Definisi lain dari sanitasi adalah
segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan
pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian
lingkungan. (Bartono, 2000 )
Di samping itu sanitasi adalah lebih
dari sebuah kepercayaan atau sebuah kode dari hukum, di dalam hal ini sanitasi
adalah cara hidup. Sanitasi merupakan kualitas dari kehidupan yang dinyatakan
dari rumah yang bersih, dan kominitas yang bersih. Sanitasi memberikan pengetahuan
dan pertumbuhan yang penting di dalam hubungan kehidupan manusia. (West, Wood, & Harger, 1996 )
Ada perbedaan antara kata “bersih” dan “sehat”,
meskipun kedua kata tersebut dapat diartikan sama. Bersih mengacu pada
kurangnya kotoran pada suatu barang sedangkan sehat mengacu pada kurangnya
organisme yang hidup yang dapat membahayakan. Sebuah alat bisa kelihatan sehat
tetapi tidak bersih, karena kotoran yang dikandung masih ada tetapi bakteri
yang dikandung sudah mati. Sebagai contoh suatu pisau yang dicuci dengan
pemanasan suhu tinggi dengan tujuan agar bakteri atau mikroorganisme mati,
tetapi sabun yang digunakan masih menempel. Suatu sistem kesehatan dan
kesehatan yang baik memiliki tujuan untuk membuat alat atau barang tersebut
menjadi bersih dan sehat. (Knight dan Kotschevar, 2000)
E.
Pengertian Sampah
Sampah merupakan segala sesuatu yang
dibuang karena dianggap tidak berguna lagi seperti fungsi awalnya, dan berasal
dari aktivitas manusia. Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008, sampah
merupakan sisa kegiatan seharihari manusia dan / atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah juga diartikan sebagai material-material yang bukan
cairan ataupun gas yang keberadaannya tidak diinginkan dan dibuang oleh manusia
(Miller, 1997).
Menurut Dara (2007), sampah merupakan
segala benda yang dibuang dan tidak terpakai yang berasal dari berbagai sumber,
yakni berasal dari aktivitas rumah tangga, daerah komersial, industri,
pertambangan dan pertanian yang menyebabkan lingkungan bermasalah. Krateristik
sampah dipesisiran laut dibedakan atas :
§ Rubbish Sampah yang terdiri dari atas bahan
anorganik yang sebagian besar atau seluruh bagiannya sulit membusuk. Menurut
Suryati (2009), sampah ini digolongkan lagi menjadi tiga jenis, yakni: sampah
kering logam (kaleng, pipa besi tua), sampah kering nonlogam (kertas, karton,
kayu, kain bekas, kulit) dan sampah kering yang sulit terbakar (noncombustible
rubbish) misalnya pecahan gelas, botol, dan kaca.
§ Ashes
Merupakan sampah yang terdiri dari debu atau abu hasil pembakaran, baik pembakaran
bahan bakar maupun sampah, yang biasanya tidak membusuk. Misalnya, debu hasil
pembakaran kayu bakar( Suryati, 2009 ).
F.
Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah upaya untuk
memenuhi salah satu hak dasar rakyat terakses fasilitas pelayanan kesahatan
karena kesahatan adalah hak asasi manusia (Sulistyorini dkk, 2011). Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun 2013 fasilitas pelayanan kesehatan
dibagi menjadi tiga yaitu,
o
Fasilitas kesehatan tingkat pertama
adalah jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani dan melaksanakan
pelayanan kesehatan dasar.
o
Fasilitas kesehatan tingkat kedua adalah
jenis fasillitas pelayanan kesehatan yang melayani dan memberikan pelayanan
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik
o
Fasilitas kesehatan tingkat ketiga adalah
jenis pelayanan kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan kesehatan sub
spesialistik (Sulistyorini dkk, 2011).
Fasilitas
pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan yang meliputi upaya preventif, kuratif, rehabilitatif yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Di Indonesia
secara umum fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga, yaitu fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama, fasilitas kesehatan tingkat kedua, dan
fasilitisa kesehatan tingkat ketiga. Puskesmas adalah yang termasuk dalam
fasilitas kesehatan tingkat pertama.
menurut UU No.23, 1992 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan
di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.Dalam pengertian
yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Pengertian Kesehatan adalah kondisi
fisik dan batin yang seimbang, tidak kekurangan dan kelebihan dari segala zat
ataupun keadaan yang bisa menjadi asupan tubuh. Dan juga kesejahteraan fisik
dan mental dimana tubuh kita merasa nyaman, segar dan baik. Nyaman untuk
beraktifitas dan dapat diajak bekerjasama.
Kesehatan adalah kondisi yang sangat
mahal harganya, jika kesehatan kita sudah terganggu, maka segala aktivitas
dalam hidup kita pun akan menjadi terganggu. Kita harus berobat ke dokter untuk
memperbaiki kondisi tubuh kita. Dan itu akan membuat kita harus mengeluarkan
biaya mahal. Belum lagi jika disaat kita ada urusan yang sangat penting, kita
akan kehilangan kesempatan jika kondisi tubuh kita tidak sehat. Oleh karena
itu, kita harus selalu menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kita (Suwarni,2001).
Model Teori Perilaku Kesehatan (Health
Behavior Models) menyebutkan terdapat beberapa konsep perilaku kesehatan, yaitu
:
§ Mengacu
pada tindakan yang dilakukan yang dilakukan untuk mempertahankan, memulihkan
dan meningkatkan kesehatan.
§ Perilaku
kesehatan kolektif mengembangkan konsep gaya hidup kesehatan (Health Lifestyle
).
§ 3
jenis perilaku kesehatan : preventive health behavior, perilaku sakit (illness
behavior), perilaku peran sakit (sick-role behavior).
§ Preventive
health behavior : perilaku melindungi diri dan perilaku hati-hati (cautious
behavior). Contoh : pakai helm, seat belt, dll.
§ Ada
yang dilakukan sekali dan berkala : imunisasi dan pemeriksaan lab terhadap
fungsi ginjal, hati, jantung, dll.
§ Ada
yang untuk diri sendiri dan ada yang untuk orang lain. Contoh : lotion anti
nyamuk & fogging.
§ Health
directed behavior : berobat ke dokter & minum obat anti malaria untuk
daerah endemis malaria.
BAB III
METODOLOGI
A. Desain Pelaksana
Penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif observasional, yaitu penelitian yang bertujuan menguraikan gambaran kondisi/keadaan di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Penelitian ini
didapatkan melalui observasi langsung ditempat penelitian.
B. Lokasi Dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Pantai Manggar Kecamatan Manggar Baru, Balikpapan. Penelitian dilaksanakan
pada hari Rabu, 24 Oktober 2018.
C. Teknik Pengambilan
Data
1.
Observasi
Observasi adalah suatu hasil pembuatan
pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat
indera. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk melihat secara langsung
kondisi lingkungan di Pantai Manggar
Balikpapan.
2.
Wawancara (Interview)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara yang digunakan
peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Wawancara dilakukan untuk memperoleh
data primer dengan menggunakan kuesioner guna mengetahui hasilnya.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan berbagai tulisan yang berkenaan dengan obyek penelitian. Metode ini
digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi lingkungan di
Pantai Manggar Balikpapan.
D.
Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan dan
analisa data menggunakan analisa data menggunakan analisa deskriptif yaitu
menggambarkan atau menjelaskan kondisi di lapangan dan selanjutnya menganalisa
dengan didasarkan pada dasar teori yang ada.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
Pantai Manggar sari
atau bias disebut dengan pantai Manggar merupakan salah satu tujuan wisata
favorit bagi masyarakat kota Balikpapan.Pantai ini terletak di kelurahan
Manggar dan Teritip,Balikpapan,Kalimantan Timur, sekitar 9,5 Km dari Bandara
Internasional Sepinggan atau sekitar 20 Km dari pusat kota
B. Analisis
1.
Industri Terdekat
Industri adalah
Dari hasil observasi dan
wawancara, tidak adanya industri di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Hampir
keseluruhan industri yang ada di sekitar Pantai Manggar berjarak kurang lebih 2
km dari kawasan pantai tersebut dan tidak ada industri yang bersinggungan
langsung dengan kawasan pantai tersebut. Adapun beberapa industri yang berada
diluar dari kawasan pantai adalah:
a.
KBC III Batakan
Balikpapan.
b.
PT. Bis Industries.
c.
Komatsu
Remanufacturing Asia.
d.
PT. Duta Katup MAS.
e.
PT. Ossiana Sakti
Ekamaju.
f.
PT. Tesco Indonesia.
g.
PT. Probesco.
h.
PT. Samator Gas
Industri Balikpapan.
i.
PT. Prasadha Pamunah
Limbah Industri.
j.
PT. Atlas Copco
Indonesia.
k.
PT. Surya Biru Murni
Acetylene.
l.
Batakan Pedagang Besi
Tua.
m.
Weir Minerals
Multiflo.
2.
Sanitasi
Dari hasil observasi, sanitasi
dasar yang ada di Pantai Manggar berupa penyediaan air bersih, kondisi toilet
(jamban), pengelolaan air limbah, dan pengelolaan sampah. Untuk penyediaan air
bersih di Pantai Manggar Balikpapan, menggunakan air sumur bor yang ditampung
dalam drum/tandon. Secara fisik, air tersebut tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa sehingga dapat digunakan untuk sanitasi (MCK) para pengunjung
pantai.
Air yang dihasilkan dari kamar
mandi (grey water) langsung dialirkan ke drainase yang mengarah ke anakan
sungai di sekitaran pantai tersebut tanpa ada proses pengolahan terlebih
dahulu. Air limbah yang langsung dibuang tanpa pengolahan dapat mencemari
lingkungan, terutama perairan sekitar.
Selanjutnya, untuk kondisi
jamban yang ada di Pantai Manggar Balikpapan sudah memenuhi persyaratan. Jamban
yang digunakan adalah leher angsa dan kondisi jamban pun juga bersih. Hanya
saja setiap bilik jamban (toilet) tidak tersedianya tempat sampah, sehingga
pengunjung bisa saja membuang sampah ke dalam lubang jamban atau sekitaran
jamban tersebut. Kurangnya pencahayaan di setiap toilet pun dapat menambah
pemandangan/kondisi toilet menjadi tidak bersih.
Untuk pengelolaan sampah di
Pantai Manggar Balikpapan, yaitu tidak tersedianya tempat sampah disetiap
tempat pedagang yang ada sehingga sampah yang dihasilkan hanya diletakkan
begitu saja. Sampah yang tercecer ini dapat mengundang vektor-vektor penyakit
seperti tikus dan lalat. Seharusnya tersedia tempat sampah yang kedap air dan
tertutup sehingga tidak mengundang vektor-vektor tersebut. Sampah yang bercecer
akan dikumpulkan setiap sore hari untuk dibuang ke TPS terdekat yang lokasinya
masih satu kawasan dengan Pantai Manggar Balikpapan
3.
Sampah Laut
Dari hasil observasi, sebagian
besar sampah yang ada di pinggiran Pantai Manggar Balikpapan adalah sampah
plastik. Selain sampah plastik, ada pula sampah organik seperti batang pohon.
4.
Fasilitas Kesehatan
Dari hasil observasi dan
wawancara, tidak tersedianya fasilitas kesehatan yang berada di dalam kawasan
Pantai Manggar Balikpapan. Fasilitas kesehatan hanya berada diluar dari kawasan
pantai, yaitu Puskesmas Lamaru yang berjarak kurang lebih 4 km dari kawasan
Pantai Manggar Balikpapan. Selain Puskesmas Lamaru, fasilitas kesehatan lainnya
adalah Puskesmas Manggar dan Puskesmas Manggar Baru.
5.
Fasilitas Kesehatan
Lingkungan
Berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, tempat rekreasi
termasuk salah satu ruang lingkup yang harus diperhatikan baku mutu lingkungan
dan persyaratan kesehatan karena media-media lingkungan yang berhubungan atau
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Adapun media-media lingkungan
yang perlu diperhatikan pada kawasan Pantai Manggar Balikpapan yaitu air,
pangan (kantin), sarana dan bangunan, dan vektor dan binatang pembawa penyakit.
Dari hasil observasi, untuk
kondisi air yang tersedia di Pantai Manggar Balikpapan adalah air sumur bor
yang ditampung dan memenuhi persyaratan secara fisik sehingga air tersebut bisa
digunakan untuk MCK. Untuk keadaan kantin/kios pedagang yang ada dikawasan
pantai tersebut menyediakan tempat makan secara lesehan. Pada kondisi tersebut
dapat menyebabkan makanan terkontaminasi dari debu dan pasir.
Selain itu, sarana dan
bangunan yang ada di kawasan Pantai Manggar Balikpapan masih minim, seperti
keadaan pencahayaan dan kondisi gazebo dan mushala. Untuk keadaan pencahayaan
dapat dikatakan masih kurang pada fasilitas toilet dan kamar mandi. Sedangkan
untuk kondisi gazebo tidak terawat dan terbuat dari kayu, kondisi mushala pun
terlihat tidak bersih pada bagian dindingnya.
Selanjutnya, keadaan vektor
yang ada di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Keberadaan vektor yang ada di
kawasan pantai adalah lalat dan tikus. Vektor tersebut datang karena kondisi
sampah yang berserakan sembarang tanpa di tampung dalam sebuah tempat dan tidak
tertutup. Keadaan vektor ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat seperti
terkena penyakit diare, dan sebagainya.
6.
Fasilitas K3
Salah satu kegiatan
pengendalian resiko K3 adalah tersedianya ADP (alat pelindung diri) dan proses
administrasi seperti prosedur, aturan, pelatihan, tanda bahaya, rambu, poster
dan sebagainya.
Dari hasil observasi,
fasilitas K3 di Pantai Manggar Balikpapan masih minim sekali. APD yang tersedia
di kawasan pantai tersebut hanyalah pelampung dari ban. Sedangkan dari segi
administrasi, tidak adanya tanda bahaya maupun plang pemberitahuan tentang
bahaya yang dapat ditimbulkan pada kawasan pantai tersebut.
7.
Fasilitas Keselamatan Pengunjung
Dari hasil observasi, untuk
fasilitas keselamatan pengunjung juga masih minim. Pada saat kegiatan
observasi, tidak adanya penjaga pantai yang betugas pada saat itu. Mungkin saja
petugas pantai bertugas pada hari libur. Dan tidak adanya batasan pantai yang
terlihat, sehingga masyarakat tidak tahu sampai mana jarak pantai yang
diperbolehkan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Tidak adanya industri di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Hampir
keseluruhan industri yang ada di sekitar Pantai Manggar berjarak kurang lebih 2
km dari kawasan pantai tersebut dan tidak ada industri yang bersinggungan
langsung dengan kawasan pantai tersebut.
2.
Fasilitas kesehatan
yang berada di dalam kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Fasilitas kesehatan
hanya berada diluar dari kawasan pantai, yaitu Puskesmas Lamaru yang berjarak
kurang lebih 4 km dari kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Selain Puskesmas
Lamaru, fasilitas kesehatan lainnya adalah Puskesmas Manggar dan Puskesmas
Manggar Baru.
3.
Pantai Manggar sari atau bias disebut dengan pantai
Manggar merupakan salah satu tujuan wisata favorit bagi masyarakat kota
Balikpapan.Pantai ini terletak di kelurahan Manggar dan
Teritip,Balikpapan,Kalimantan Timur, sekitar 9,5 Km dari Bandara Internasional
Sepinggan atau sekitar 20 Km dari pusat kota
B.
Saran
1. Sebaiknya pemerintah daerah setempat hendaknya memberikan
fasilitas-fasilitas yang memadai di pantai Manggar, agar wisatawan yang
berkunjung lebih merasa aman dan nyaman.
2. Sebaiknya para wisatawan dihimbau untuk menjaga kebersihan
dengan tidak membuang sampah sembarangan, supaya pantai Manggar tetap terlihat
indah dan menarik
3. Hendaknya pemerintah daerah setempat memperhatikan dan
meningkatkan kualitas pantai Manggar, sehingga banyak wisatawan domestik maupun
mancanegara yang datang ke pantai Manggar
DAFTAR PUSTAKA
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir
Berbasis Konservasi. Disampaikan pada Seminar Sains 21 Februari 2007.
Departemen MSP. FPIK. IPB. Bogor.
Dahuri, R., 2003, Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia,
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hewat, R., 2014, Pengelolaan Hutan Lahan Basah Pesisir Untuk Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim Papua, USAID & IFACS
Mathieson, Alister dan Wall, Geofrey,
(1982), Tourism: Economic, physical, and
social impacts, Longman (London and New York)
Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009, Laporan Akhir Penyusunan Rencana Tata Ruang
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Polewali Mandar : DKP Polewali Mandar
West B.B, Wood L, Harger V.P.,2006, Food Service In Institutions. John
Willey and sons Inc., New York
Bartono PH, 2000, Pengantar Pengolahan Makanan, Jakarta: PT Perja.
Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang Sampah
Miller Jr, G.T., 1997. Environment Science. Sixth Edition.
United States of America: Wadsworth Publishing Company, page 335-346.
Suryati, Teti. 2014. Bebas Sampah dari Rumah Cara Bijak Mengolah
Sampah Menjadi Kompos dan Pupuk Cair. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Faturrohman, M. Dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan pembelajaran meningkatkan mutu
Kesehatan
Suwarni A, Sutomo AH. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan
Lingkungan Hubungannya dengan Rerata Lama Hari Perawatan dengan Kejadian
Infeksi Nosokomial. Yogyakarta: Akademi Kesehatan Lingkungan. 2001 sesuai
standart nasional. Yogjakarta: teras.
Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun
2013 tentang fasilitas pelayanan
kesehatan
Undang-Undang No.23, 1992 tentang Kesehatan
LAMPIRAN










No comments:
Post a Comment