Tuesday, November 27, 2018

laporan pantai Manggar Balikpapan


BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Pengertian kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperttahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor social dan lingkungan fisik sematamata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakkan-kelakuan lingkungan yang dapat membawa pengarh terhadap ketenangan, kesehatan dan keselamatan organisme umat manusia
Spillane dalam Wahid (2015), Pariwisata adalah perlajanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Sektor pariwisata telah menjadi sektor yang terus berkembang di berbagai negara. Tidak sedikit negara-negara di dunia menjadi negara maju karena salah satunya didukung oleh sektor pariwisata, seperti Singapura, Swiss, Perancis, Italia, dan lain-lain. Di tingkat regional sektor pariwisata telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi seperti Bali dan Yogyakarta sebesar 70 persen.
Perkembangan pariwisata setidaknya harus dicapai melalui kemampuan sumber daya (resource capability) dan peluang yang ada (market attractiveness). Banyaknya peluang jika tidak diiringi oleh kemampuan mengelola sumber daya yang unik (distinctive) akan menjadi sia-sia. Kalimantan Timur telah memiliki sumber daya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata atau destinasi wisata dan salah satunya adalah Pantai Manggar.
Pantai Manggar merupakan salah satu daya tarik wisata yang terdapat di wilayah Kecamatan Balikpapan Timur yang memiliki kesiapan baik dari segi daya tarik maupun fasilitas wisata dibandingkan pantai-pantai lain di Kota Balikpapan (RTRW Kota Balikpapan, 2012). Pantai ini terletak 13 km ke arah timur dari pusat kota dan 9 km dari Bandara Sepinggan.
Pantai Manggar saat ini merupakan pantai yang menjadi tujuan utama masyarakat Kota Balikpapan maupun wisatawan dari regional sekitar Kalimantan Timur, ini dapat terlihat dari banyaknya pengunjung pada hari biasa maupun hari libur. Keunikan dari pantai ini adalah kecilnya gelombang air, kondisi pantai dengan hamparan pasir putih yang luas, dan landai yang memungkinkan pengunjung dapat melakukan aktivitas pantai dengan aman. Luasnya pantai ini memungkinkan Pantai Manggar dapat menampung pengunjung dalam jumlah yang besar. Daya tarik lainnya, Pantai Manggar dikelilingi oleh perkebunan masyarakat yang menambah suasana sejuk. Pantai Manggar berpotensi untuk dijadikan tempat yang ideal untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisaata 3 unggulan di Balikpapan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apakah di sekitar pantai manggar terdapat industri ?
2.      Fasilitas-fasilitas kesehatan apa saja yang terdapat di pantai Manggar Balikpapan?
3.      Bagaimana keadaan pantai Manggar Balikpapan ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui keadaan pantai Manggar Balikpapan
2.      Untuk mengetahui fasilitas  kesehatan yang ada di pantai manggar Balikpapan
3.      Untuk mengetahui keadaan pantai manggar


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pariwisata Pantai
Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain . Menurut Mathieson dan Wall (1982) Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan sementara seseorang ke tempat lain dari tempat tinggal dan tempat kerjanya serta melakukan berbagai kegiatan selama berada ditempat tujuan dan memperoleh kemudahan dalam penyediaan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007).
Dalam kegiatan pariwisata aspek lingkungan merupakan bagian yang harus diperhatikan .Strategi pariwisata yang berhasil adalah terpenuhinya manfaat maksimal ketika preservasi lingkungan terlaksana dengan dengan baik. Manfaat maksimal dari kegiatan pariwisata tersebut diindikasi oleh adanya sejumlah kunjungan turis atau wisatawan baik dari luar maupun dalam negeri dari objek wisata yang dimaksud.
Pariwisata pesisir adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan di sekitar pantai seperti : berenang, berselancar, berjemur, berdayung, menyelam, snorkling, beachombing/reef walking, berjalan – jalan atau berlari sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana pesisir dan bermeditasi. Menyatakan bahwa pariwisata pesisir diasosiasikan dengan “3S” (sun, sea dan sand) yaitu jenis pariwisata yang menyediakan keindahan dan kenyamanan alami dari kombinasi cahaya matahari, laut dan pantai berpasir bersih.(Dahuri, 2003)
Pariwisata pantai merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek dan daya tarik pariwisata yang dikemas dalam paket wisata. Pariwisata pantai meliputi semua kegiatan wisata yang berlangsung di daerah pantai seperti menikmati keindahan alam pantai, olahraga pantai, sun bathing, piknik, berkemah dan berenang di pantai. Pada perkembangannya, jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan di pantai sangat beragam tergantung pada potensi dan arah pengembangan wisata di suatu kawasan pantai tertentu.(Dahuri, 2003)
B.     Kegiatan Dikawasan Pariwisata Pantai
Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan yang menjadi aktifitas masyarakat lokal adalah budidaya, perdagangan dan jasa. Kegiatan budidaya bertujuan untuk memanfaatkan potensi alam atau komoditas lokal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Berkaitan dengan menjaga kelestarian alam kawasan pariwisata pantai ehingga kegiatan budidaya yang berada di sempadan pantai tidak boleh menimbulkan dampak negatif dan memiliki koordinator pengawasan. Pemanfaatan ruang. Kegiatan budidaya yang berdampak negatif termasuk pembuangan limbah padat ke pantai, pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai, budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif, pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin MendirikanBangunan (IMB).
Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan perdagangan jasa menjadi prasarana penunjang kegiatan wisata. Kegiatan perdagangan dan jasa membutuhkan arahan yang jelas sehingga kegiatan operasional tidak mengganggu kegiatan wisata dan lingkungan. Ketentuan kawasan perdagangan dan jasa termasuk memiliki prasarana persampahan, air bersih, konstruksi bangunan tidak rentan terhadap salinitas, batas minimum 200 m daribatas titik pasang surut air laut, sesuai dengan kondisi lingkungan, tidak padaarea laguna, KDB maksimum 60 %, KLB maksimum 4,8 serta ketinggian bangunan 8 lantai.( Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009 )



C.     Kriteria Kawasan Pantai Secara Umum
Pada perencanaan kawasan pariwisata pantai terdapat kriteria sebagai acuan termasuk Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan, memiliki sarana dan prasarana yang meliputi jalan, air bersih telepon, listrik, hotel/penginapan, rumah makan, kantor pengelola, tempat rekreasi & hiburan, WC umum, mushola, dan angkutan umum.Pengembangan obyek buatan dengan memperhatikan aspek-aspek visual, kondisi dan kesalarasan dengan lingkungan( Hewat, 2014).
D.    Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan. (Bartono, 2000 )
Di samping itu sanitasi adalah lebih dari sebuah kepercayaan atau sebuah kode dari hukum, di dalam hal ini sanitasi adalah cara hidup. Sanitasi merupakan kualitas dari kehidupan yang dinyatakan dari rumah yang bersih, dan kominitas yang bersih. Sanitasi memberikan pengetahuan dan pertumbuhan yang penting di dalam hubungan kehidupan manusia. (West, Wood, & Harger, 1996 )
                      Ada perbedaan antara kata “bersih” dan “sehat”, meskipun kedua kata tersebut dapat diartikan sama. Bersih mengacu pada kurangnya kotoran pada suatu barang sedangkan sehat mengacu pada kurangnya organisme yang hidup yang dapat membahayakan. Sebuah alat bisa kelihatan sehat tetapi tidak bersih, karena kotoran yang dikandung masih ada tetapi bakteri yang dikandung sudah mati. Sebagai contoh suatu pisau yang dicuci dengan pemanasan suhu tinggi dengan tujuan agar bakteri atau mikroorganisme mati, tetapi sabun yang digunakan masih menempel. Suatu sistem kesehatan dan kesehatan yang baik memiliki tujuan untuk membuat alat atau barang tersebut menjadi bersih dan sehat. (Knight dan Kotschevar, 2000)
E.     Pengertian Sampah
Sampah merupakan segala sesuatu yang dibuang karena dianggap tidak berguna lagi seperti fungsi awalnya, dan berasal dari aktivitas manusia. Menurut Undang-undang Nomor 18 tahun 2008, sampah merupakan sisa kegiatan seharihari manusia dan / atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah juga diartikan sebagai material-material yang bukan cairan ataupun gas yang keberadaannya tidak diinginkan dan dibuang oleh manusia (Miller, 1997).
Menurut Dara (2007), sampah merupakan segala benda yang dibuang dan tidak terpakai yang berasal dari berbagai sumber, yakni berasal dari aktivitas rumah tangga, daerah komersial, industri, pertambangan dan pertanian yang menyebabkan lingkungan bermasalah. Krateristik sampah dipesisiran laut dibedakan atas :
§   Rubbish Sampah yang terdiri dari atas bahan anorganik yang sebagian besar atau seluruh bagiannya sulit membusuk. Menurut Suryati (2009), sampah ini digolongkan lagi menjadi tiga jenis, yakni: sampah kering logam (kaleng, pipa besi tua), sampah kering nonlogam (kertas, karton, kayu, kain bekas, kulit) dan sampah kering yang sulit terbakar (noncombustible rubbish) misalnya pecahan gelas, botol, dan kaca.
§  Ashes Merupakan sampah yang terdiri dari debu atau abu hasil pembakaran, baik pembakaran bahan bakar maupun sampah, yang biasanya tidak membusuk. Misalnya, debu hasil pembakaran kayu bakar( Suryati, 2009 ).
F.     Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat terakses fasilitas pelayanan kesahatan karena kesahatan adalah hak asasi manusia (Sulistyorini dkk, 2011). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun 2013 fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu,
o   Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar.
o   Fasilitas kesehatan tingkat kedua adalah jenis fasillitas pelayanan kesehatan yang melayani dan memberikan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik
o    Fasilitas kesehatan tingkat ketiga adalah jenis pelayanan kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan kesehatan sub spesialistik (Sulistyorini dkk, 2011).
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi upaya preventif, kuratif, rehabilitatif yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Di Indonesia secara umum fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, fasilitas kesehatan tingkat kedua, dan fasilitisa kesehatan tingkat ketiga. Puskesmas adalah yang termasuk dalam fasilitas kesehatan tingkat pertama.
menurut UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Pengertian Kesehatan adalah kondisi fisik dan batin yang seimbang, tidak kekurangan dan kelebihan dari segala zat ataupun keadaan yang bisa menjadi asupan tubuh. Dan juga kesejahteraan fisik dan mental dimana tubuh kita merasa nyaman, segar dan baik. Nyaman untuk beraktifitas dan dapat diajak bekerjasama.
Kesehatan adalah kondisi yang sangat mahal harganya, jika kesehatan kita sudah terganggu, maka segala aktivitas dalam hidup kita pun akan menjadi terganggu. Kita harus berobat ke dokter untuk memperbaiki kondisi tubuh kita. Dan itu akan membuat kita harus mengeluarkan biaya mahal. Belum lagi jika disaat kita ada urusan yang sangat penting, kita akan kehilangan kesempatan jika kondisi tubuh kita tidak sehat. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kita (Suwarni,2001).
Model Teori Perilaku Kesehatan (Health Behavior Models) menyebutkan terdapat beberapa konsep perilaku kesehatan, yaitu :
§  Mengacu pada tindakan yang dilakukan yang dilakukan untuk mempertahankan, memulihkan dan meningkatkan kesehatan.
§  Perilaku kesehatan kolektif mengembangkan konsep gaya hidup kesehatan (Health Lifestyle ).
§  3 jenis perilaku kesehatan : preventive health behavior, perilaku sakit (illness behavior), perilaku peran sakit (sick-role behavior).
§  Preventive health behavior : perilaku melindungi diri dan perilaku hati-hati (cautious behavior). Contoh : pakai helm, seat belt, dll.
§  Ada yang dilakukan sekali dan berkala : imunisasi dan pemeriksaan lab terhadap fungsi ginjal, hati, jantung, dll.
§  Ada yang untuk diri sendiri dan ada yang untuk orang lain. Contoh : lotion anti nyamuk & fogging.
§  Health directed behavior : berobat ke dokter & minum obat anti malaria untuk daerah endemis malaria.
















BAB III
METODOLOGI

A.  Desain Pelaksana
     Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional, yaitu penelitian yang bertujuan menguraikan gambaran kondisi/keadaan di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Penelitian ini didapatkan melalui observasi langsung ditempat penelitian.

B.  Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Pantai Manggar Kecamatan Manggar Baru, Balikpapan. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober 2018.

C.  Teknik Pengambilan Data
1.        Observasi
Observasi adalah suatu hasil pembuatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk melihat secara langsung kondisi lingkungan di Pantai Manggar Balikpapan.
2.        Wawancara (Interview)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara yang digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan kuesioner guna mengetahui hasilnya.
3.        Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan berbagai tulisan yang berkenaan dengan obyek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi lingkungan di Pantai Manggar Balikpapan.
D.  Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan dan analisa data menggunakan analisa data menggunakan analisa deskriptif yaitu menggambarkan atau menjelaskan kondisi di lapangan dan selanjutnya menganalisa dengan didasarkan pada dasar teori yang ada.




BAB IV
PEMBAHASAN
A.  Gambaran Umum Lokasi
Pantai Manggar sari atau bias disebut dengan pantai Manggar merupakan salah satu tujuan wisata favorit bagi masyarakat kota Balikpapan.Pantai ini terletak di kelurahan Manggar dan Teritip,Balikpapan,Kalimantan Timur, sekitar 9,5 Km dari Bandara Internasional Sepinggan atau sekitar 20 Km dari pusat kota
B.  Analisis
1.        Industri Terdekat
Industri adalah
Dari hasil observasi dan wawancara, tidak adanya industri di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Hampir keseluruhan industri yang ada di sekitar Pantai Manggar berjarak kurang lebih 2 km dari kawasan pantai tersebut dan tidak ada industri yang bersinggungan langsung dengan kawasan pantai tersebut. Adapun beberapa industri yang berada diluar dari kawasan pantai adalah:
a.         KBC III Batakan Balikpapan.
b.        PT. Bis Industries.
c.         Komatsu Remanufacturing Asia.
d.        PT. Duta Katup MAS.
e.         PT. Ossiana Sakti Ekamaju.
f.         PT. Tesco Indonesia.
g.        PT. Probesco.
h.        PT. Samator Gas Industri Balikpapan.
i.          PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri.
j.          PT. Atlas Copco Indonesia.
k.        PT. Surya Biru Murni Acetylene.
l.          Batakan Pedagang Besi Tua.
m.      Weir Minerals Multiflo.

2.        Sanitasi
Dari hasil observasi, sanitasi dasar yang ada di Pantai Manggar berupa penyediaan air bersih, kondisi toilet (jamban), pengelolaan air limbah, dan pengelolaan sampah. Untuk penyediaan air bersih di Pantai Manggar Balikpapan, menggunakan air sumur bor yang ditampung dalam drum/tandon. Secara fisik, air tersebut tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa sehingga dapat digunakan untuk sanitasi (MCK) para pengunjung pantai.
Air yang dihasilkan dari kamar mandi (grey water) langsung dialirkan ke drainase yang mengarah ke anakan sungai di sekitaran pantai tersebut tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu. Air limbah yang langsung dibuang tanpa pengolahan dapat mencemari lingkungan, terutama perairan sekitar.
Selanjutnya, untuk kondisi jamban yang ada di Pantai Manggar Balikpapan sudah memenuhi persyaratan. Jamban yang digunakan adalah leher angsa dan kondisi jamban pun juga bersih. Hanya saja setiap bilik jamban (toilet) tidak tersedianya tempat sampah, sehingga pengunjung bisa saja membuang sampah ke dalam lubang jamban atau sekitaran jamban tersebut. Kurangnya pencahayaan di setiap toilet pun dapat menambah pemandangan/kondisi toilet menjadi tidak bersih.
Untuk pengelolaan sampah di Pantai Manggar Balikpapan, yaitu tidak tersedianya tempat sampah disetiap tempat pedagang yang ada sehingga sampah yang dihasilkan hanya diletakkan begitu saja. Sampah yang tercecer ini dapat mengundang vektor-vektor penyakit seperti tikus dan lalat. Seharusnya tersedia tempat sampah yang kedap air dan tertutup sehingga tidak mengundang vektor-vektor tersebut. Sampah yang bercecer akan dikumpulkan setiap sore hari untuk dibuang ke TPS terdekat yang lokasinya masih satu kawasan dengan Pantai Manggar Balikpapan


3.        Sampah Laut
Dari hasil observasi, sebagian besar sampah yang ada di pinggiran Pantai Manggar Balikpapan adalah sampah plastik. Selain sampah plastik, ada pula sampah organik seperti batang pohon.
4.        Fasilitas Kesehatan
Dari hasil observasi dan wawancara, tidak tersedianya fasilitas kesehatan yang berada di dalam kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Fasilitas kesehatan hanya berada diluar dari kawasan pantai, yaitu Puskesmas Lamaru yang berjarak kurang lebih 4 km dari kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Selain Puskesmas Lamaru, fasilitas kesehatan lainnya adalah Puskesmas Manggar dan Puskesmas Manggar Baru.
5.        Fasilitas Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, tempat rekreasi termasuk salah satu ruang lingkup yang harus diperhatikan baku mutu lingkungan dan persyaratan kesehatan karena media-media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Adapun media-media lingkungan yang perlu diperhatikan pada kawasan Pantai Manggar Balikpapan yaitu air, pangan (kantin), sarana dan bangunan, dan vektor dan binatang pembawa penyakit.
Dari hasil observasi, untuk kondisi air yang tersedia di Pantai Manggar Balikpapan adalah air sumur bor yang ditampung dan memenuhi persyaratan secara fisik sehingga air tersebut bisa digunakan untuk MCK. Untuk keadaan kantin/kios pedagang yang ada dikawasan pantai tersebut menyediakan tempat makan secara lesehan. Pada kondisi tersebut dapat menyebabkan makanan terkontaminasi dari debu dan pasir.
Selain itu, sarana dan bangunan yang ada di kawasan Pantai Manggar Balikpapan masih minim, seperti keadaan pencahayaan dan kondisi gazebo dan mushala. Untuk keadaan pencahayaan dapat dikatakan masih kurang pada fasilitas toilet dan kamar mandi. Sedangkan untuk kondisi gazebo tidak terawat dan terbuat dari kayu, kondisi mushala pun terlihat tidak bersih pada bagian dindingnya.
Selanjutnya, keadaan vektor yang ada di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Keberadaan vektor yang ada di kawasan pantai adalah lalat dan tikus. Vektor tersebut datang karena kondisi sampah yang berserakan sembarang tanpa di tampung dalam sebuah tempat dan tidak tertutup. Keadaan vektor ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat seperti terkena penyakit diare, dan sebagainya.
6.        Fasilitas K3
Salah satu kegiatan pengendalian resiko K3 adalah tersedianya ADP (alat pelindung diri) dan proses administrasi seperti prosedur, aturan, pelatihan, tanda bahaya, rambu, poster dan sebagainya.
Dari hasil observasi, fasilitas K3 di Pantai Manggar Balikpapan masih minim sekali. APD yang tersedia di kawasan pantai tersebut hanyalah pelampung dari ban. Sedangkan dari segi administrasi, tidak adanya tanda bahaya maupun plang pemberitahuan tentang bahaya yang dapat ditimbulkan pada kawasan pantai tersebut.
7.        Fasilitas Keselamatan Pengunjung
Dari hasil observasi, untuk fasilitas keselamatan pengunjung juga masih minim. Pada saat kegiatan observasi, tidak adanya penjaga pantai yang betugas pada saat itu. Mungkin saja petugas pantai bertugas pada hari libur. Dan tidak adanya batasan pantai yang terlihat, sehingga masyarakat tidak tahu sampai mana jarak pantai yang diperbolehkan.



BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Tidak adanya industri di kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Hampir keseluruhan industri yang ada di sekitar Pantai Manggar berjarak kurang lebih 2 km dari kawasan pantai tersebut dan tidak ada industri yang bersinggungan langsung dengan kawasan pantai tersebut.
2.      Fasilitas kesehatan yang berada di dalam kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Fasilitas kesehatan hanya berada diluar dari kawasan pantai, yaitu Puskesmas Lamaru yang berjarak kurang lebih 4 km dari kawasan Pantai Manggar Balikpapan. Selain Puskesmas Lamaru, fasilitas kesehatan lainnya adalah Puskesmas Manggar dan Puskesmas Manggar Baru.
3.      Pantai Manggar sari atau bias disebut dengan pantai Manggar merupakan salah satu tujuan wisata favorit bagi masyarakat kota Balikpapan.Pantai ini terletak di kelurahan Manggar dan Teritip,Balikpapan,Kalimantan Timur, sekitar 9,5 Km dari Bandara Internasional Sepinggan atau sekitar 20 Km dari pusat kota
B.     Saran
1.      Sebaiknya pemerintah daerah setempat hendaknya memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai di pantai Manggar, agar wisatawan yang berkunjung lebih merasa aman dan nyaman.
2.      Sebaiknya para wisatawan dihimbau untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, supaya pantai Manggar tetap terlihat indah dan menarik
3.      Hendaknya pemerintah daerah setempat memperhatikan dan meningkatkan kualitas pantai Manggar, sehingga banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke pantai Manggar

DAFTAR PUSTAKA
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Disampaikan pada Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen MSP. FPIK. IPB. Bogor.
Dahuri, R., 2003, Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hewat, R., 2014, Pengelolaan Hutan Lahan Basah Pesisir Untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Papua, USAID & IFACS
Mathieson, Alister dan Wall, Geofrey, (1982), Tourism: Economic, physical, and social impacts, Longman (London and New York)
Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009, Laporan Akhir Penyusunan Rencana Tata Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Polewali Mandar : DKP Polewali Mandar
West B.B, Wood L, Harger V.P.,2006, Food Service In Institutions. John Willey and sons Inc., New York
Bartono PH, 2000, Pengantar Pengolahan Makanan, Jakarta: PT Perja.
Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang Sampah
Miller Jr, G.T., 1997. Environment Science. Sixth Edition. United States of America: Wadsworth Publishing Company, page 335-346.
Suryati, Teti. 2014. Bebas Sampah dari Rumah Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi Kompos dan Pupuk Cair. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Faturrohman, M. Dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan pembelajaran meningkatkan mutu Kesehatan
Suwarni A, Sutomo AH. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan Rerata Lama Hari Perawatan dengan Kejadian Infeksi Nosokomial. Yogyakarta: Akademi Kesehatan Lingkungan. 2001 sesuai standart nasional. Yogjakarta: teras.
Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun 2013 tentang fasilitas pelayanan kesehatan
Undang-Undang  No.23, 1992 tentang Kesehatan



LAMPIRAN
 

  

 


 
 






No comments:

Post a Comment